Wipe My Tears Part 9

image

Main cast : bae suzy – kim myung soo
Support cast : shin wonho, others
Rating : PG-18
Genre : romance, comedy
Scriptwriter : parkhy

This story is mine. Be sportif. Read, like or comment. Dont bashing or plagiat.
Please keep attention for rating i’ve gave to you. Be responsible with your self. Happy reading all.
Nae nunmul dakkajwoyo part 9

Suara kenop pintu diputar. Menarik tangannya dari kepala suzy. Suzy menggeliat pelan mendengar kenop yang berputar. Seorang namja masuk ke dalam.

“Ah.. Oppa..kau sudah datang,” sapa suzy pada minho yang baru saja masuk ke dalam.

“Eoh..wonho-ah kau sudah bangun. Masih sakit?” suzy beralih pada wonho sembari tersenyum tulus.

“Yaa imma..kau ini membuat khawatir saja,” ujar minho sembari memeriksa perut wonho. Suzy mengucek-ngucek matanya pelan supaya matanya terbuka. Dilihatnya sekeliling tak ada myungsoo di sana.

“Mian hyeong membuatmu susah, geurigo gomawo membawaku ke sini,” sahut wonho.

“Bukankah sejak dulu selalu kubilang jangan pernah melewatkan makan. Kau ini punya mag, harus hati-hati,” oceh suzy.

“Arasseo.. Gomawo sudah menjagaku,” ucap wonho tulus. Suzy berdecak pelan.

“Ah oppa..apa kau tak melihat myungsoo?” tanya suzy pada minho.

“Myungsoo? Ani,” jawab minho.

“Kemana dia, katanya beli makanan…” gumam suzy sambil berpikir.

“Wonho-ah aku tinggal sebentar dulu ne mencari myungsoo,” kata suzy. Wonho mengangguk dan bergumam pelan meski dengan berat hati.

“Kau ini tak bisa lepas dari myungsoo ya, dasar,” timpal minho.

“Tentu saja. Dia harus ditempeli terus supaya tak ada yeoja yang dekat padanya,” suzy mengangkat kedua bahunya acuh kemudian pergi dari ruangan itu. Meninggalkan wonho yang memandang kepergiannya sayu.

“Dasar posesif,” minho menggeleng pelan kemudian menyutikkan obat pada wonho.

Suzy berjalan menuju kantin rumah sakit. Mata jernihnya menyapu ruangan putih yang masih sepi itu dan menemukan namjanya tengah duduk di salah satu kursi. Suzy tersenyum dan berjalan menghampiri myungsoo.

“Myungsoo-ah…” suzy memeluk leher myungsoo dari belakang. Dahinya berkerut ketika myungsoo hanya bergumam pelan. Biasanya dia akan mengacak rambut suzy jika dipeluk dari belakang begitu.

“Kau melamun apa?” suzy melepas pelukannya dan duduk di hadapan myungsoo.

“Myungsoo?” suzy memanggil myungsoo lagi.

“Aniya.. Kau menyusul ke sini,” myungsoo balik bertanya.

“Emm.. Wonho sudah bangun dan ada minho oppa sedang memeriksanya. Aku menyusulmu karena kau tak kembali juga. Eish…sampai aku ketiduran lagi karena menunggumu,” dumel suzy. Myungsoo hanya tersenyum simpul. Matanya beralih pada puncak kepala suzy. Teringat ketika wonho mengusap kepala yeojanya.

“Kau sudah pesan makanan?” tanya suzy. Myungsoo menggeleng sambil tersenyum.

“Kalau begitu kita makan di sini saja dulu baru kembali ke dalam,” ujar suzy. Dia kemudian memanggil seorang petugas kantin. Yeoja berambut sebahu datang menghampiri mereka sambil membawa sebuah catatan kecil.

“Aku pesan segelas susu hangat dan sandwich eonni,” ujar suzy sembari mengulas senyum.

“Ne,” jawab petugas itu datar mencatat pesanan suzy di memonya dengan malas.

“Cheogi..apa yang anda pesan tuan?” yeoja itu beralih pada myungsoo. Suzy memicingkan matanya ketika mendengar nada bicara yeoja itu terdengar sok manis pada myungsoo.

“Emm chamkanman..” myungsoo masih menimbang, membolak-balik buku menunya pelan.

“Saya sarankan roti bakar tuan. Pagi begini roti bakar cocok untuk sarapan,” senyum yeoja itu sambil menunjuk gambar roti bakar di buku yang dipegang myungsoo. Suzy mendesis pelan melihat tangan yeoja itu yang sengaja menyentuh tangan myungsoo.

“Myungsoo-ah..kenapa kau tak pesan yang sama sepertiku saja,” suzy merebut buku menu myungsoo dan memberikannya pada yeoja itu.

“Emm..sepertinya aku pesan roti bakar sesuai dengan saranmu agassi,” ujar myungsoo sembari tersenyum pada yeoja itu. Yeoja itu segera mencatat pesanan myungsoo dengan senyum yang terus mengembang. Sejurus dia melemparkan tatapan meremehkan pada suzy kemudian pergi ke dapur.

“Huh..kau lihat tatapannya tadi. Tidak sopan sekali pada pembeli,” gerutu suzy.

“Kau berlebihan suzy-ah,” senyum myungsoo. Suzy memilih diam dan menggerutu dalam hatinya.

Seorang pelayan lain mengantarkan terlebih dahulu dia gelas susu hangat yang dipesan keduanya. Suzy segera meminum susunya karena memang perutnya sudah terasa lapar. Myungsoo tersenyum simpul melihat bibir suzy yang belepotan putih. Persis seperti anak kecil yang baru belajar minum susu.

“Kau ini sudah dewasa tapi minum susu tetap seperti anak kecil,” senyum myungsoo sembari mengusap noda putih di sekeliling bibir suzy dengan jempol tangannya. Suzy malah tersenyum memperlihatkan eye smilenya.

“Jweseonghamnida..ternyata roti bakar yang anda pesan tidak bisa kami buatkan tuan. Kami lupa kehabisan selai,” suara yeoja centil tadi menginterupsi. Yeoja itu bahkan mengeluarkan tatapan puppy eyesnya yang dibuat-buat, terlihat menjijikkan di wajahnya. Suzy menghembuskan nafasnya berat kemudian menatap yeoja itu.

“Yaa agassi. Seharusnya kau jangan menawarkan apa yang tak ada di restoran ini. Kau sengaja kan hanya supaya kau bisa mengobrol dengann namjaku,” tukas suzy sebal.

“Bae suzy geumanhae, jangan bicara yang tak masuk akal,” ujar myungsoo tegas sambil menatap suzy tajam. Suzy mendengus pelan melihat tatapan myungsoo yang seolah berkata hentikan omong kosongmu.

“Memang benar kok, apa kau tidak sadar dari tadi dia genit sekali padamu. Matanya mengerling-ngerling tak jelas seperti orang kelilipan. Dia ketus padaku tapi genit padamu,” pekik suzy.

“Bae suzy berhenti!” suara myungsoo meninggi. Beruntung hanya ada mereka dan seorang dokter di sudut ruangan yang sepertinya sedang menikmati kopinya. Tangan suzy mengepal. Sudut matanya bisa melihat jelas yeoja genit itu menyunggingkan senyum miring padanya.

“Kau tak boleh membentak seorang bae suzy kim myung soo!” balas suzy tak kalah keras dengan suara yang agak bergetar karena marah. Dia berdiri hingga kursinya berderit kasar ke belakang. Ditatapnya myungsoo dengan mata berkaca-kaca.

“Kau tahu tak ada yang pernah berbicara padaku dengan nada setinggi itu sebelumnya. Wonho yang marah padaku saja tak pernah membentakku seperti itu! Kau menyebalkan!” sembur suzy kemudian mengambil langkah cepat untuk pergi dari sana.

“Suzy-ah…” panggil myungsoo. Nada suaranya turun saat memanggil suzy meski yeoja itu sama sekali tak menghiraukannya.

“Eishh… Kenapa begini. Agassi jweseonghaeyo, dia tidak bermaksud seperti itu. Kalau begitu aku permisi,” myungsoo meninggalkan beberapa lembar uang di meja untuk mengganti pesanannya kemudian berlari mengejar suzy.

“Aigoo.. Yeojanya peka sekali kalau aku menggoda namjanya, ck.. Dasar yeoja posesif,” yeoja genit itu hanya menggeleng kepala melihat myungsoo yang sudah berlari.

Myungsoo membuka pintu ruang rawat wonho. Suzy pasti kembali ke sana. Namun nyatanya yeojanya tak ada di sana. Yang ada hanya sulli yang tengah membantu wonho minum obat.

“Eo myungsoo-ah.. Mana suzy?” tanya sulli. Myungsoo diam. Pertanyaan sulli sudah mewakili jawabannya. Berarti suzy tak kembali ke kamar itu. Wonho mengernyitkan dahinya pelan melihat ekspresi myungsoo yang tak bisa dia baca.

“Dia bersamamu bukan? Dia bilang dia pergi mencarimu. Suruh dia makan. Dia terlihat lelah, nanti dia bisa jatuh sakit,” sahut wonho dari tempat tidurnya.

“Eoh..” jawab myungsoo singkat kemudian pergi keluar.

“Wajah myungsoo kenapa seperti orang bingung begitu. Oh ya.. Kau sudah boleh pulang nanti siang. Oppa bilang mag mu hanya kambuh, tak perlu berlama-lama di sini,” ujar sulli.

“Arasseo..gomawo ne,” senyum wonho kemudian menatap pintu yang tertutup. Masih ingin tahu arti ekspresi wajah myungsoo tadi.

Sementara di luar pintu myungsoo masih berdiri kaku. Sekali lagi perhatian wonho membuatnya tak nyaman. Entah kenapa dia berharap wonho kembali ke sikap dinginnya pada suzy, hingga dia tak perlu khawatir yeojanya akan berpaling darinya.

“Yaa bae suzy..eodi? Kau tak mau mengantar wonho pulang dari rumah sakit?” tanya sulli di telepon. Wonho memandang ingin tahu percakapan sulli dan suzy.

“….”

“Arasseo.. Keuno,” sulli menutup sambungannya. Dia menoleh pada wonho dan menemukan wonho menatapnya seolah menuntut penjelasan.

“Dia menyampaikan permintaan maaf tak bisa mengantarmu pulang. Dia harus pergi ke kantor menemui beberapa rekan bisnis penting,” jelas sulli.

“Eoh geureohkuna,” lirih wonho pelan.

“Kenapa wajahmu terlihat seperti kecewa begitu,” sulli memicingkan sebelah matanya pada wonho.

“Aniya.. Hanya saja suaraku sedikit serak,” dalih wonho. Minho memasuki ruangan, membuat perhatian sulli teralih.

***

Myungsoo menekan bel pintu rumah keluarga bae. Pintu terbuka, seorang wanita paruh baya yang dia ketahui sebagai pengurus setia keluarga bae tampak tersenyum menyambutnya di ambang pintu. Myungsoo menundukkan badannya sebentar memberi salam yang dibalas anggukan kecil oleh han ajumma.

“Nona muda belum pulang soo goon,” seolah tahu maksud kedatangan myungsoo, han ajumma segera memberitahunya.

“Benarkah? Ah..kalau begitu aku permisi dulu ajumma. Tolong katakan padanya aku mencarinya dan segera hubungi ponselku,” ujar myungsoo sopan han ajumma mengangguk mengerti.

Myungsoo menghembuskan nafas pelan sembari berjalan menuju mobilnya yang terparkir di halaman luas rumah suzy. Sehari setelah pertengkaran mereka dia masih belum bertemu dengan suzy. Puluhan pesan dan panggilan, tak ada balasan dari yeojanya. Sepertinya suzy benar-benar marah padanya karena kejadian di kantin rumah sakit itu.

“Eish.. Yeoja memang sulit dimengerti,” dumel myungsoo.

Dia bahkan rela meninggalkan beberapa map di meja kantornya hanya untuk pulang lebih awal menemui suzy. Diregangkannya ikatan dasinya kasar. Konsentrasinya buyar ketika memikirkan suzy yang marah padanya. Tangannya yang hendak membuka pintu mobil berhenti ketika sebuah mobil sedan hitam memasuki pagar dan berhenti tepat di depan pintu. Sepasang high heels hitam dengan tinggi 7 senti keluar begitu pintu belakang di buka. Myungsoo mengurungkan niatnya pulang begitu melihat suzy baru datang.

“Nona.. Baru saja..” han ajumma berniat memberitahu suzy ketika sebuah suara berat menginterupsinya.

“Suzy-ah.. Kita perlu bicara,” sahut myungsoo sembari berjalan ke arah suzy. Mata suzy membulat mendengar suara yang dihafalnya. Yeoja itu menoleh dan melihat namjanya tengah berjalan menghampirinya. Wajahnya langsung berubah cemberut. Sejak kapan ada mobil myungsoo di sana, kenapa dia tidak menyadarinya.

“Tak ada yang perlu aku bicarakan dengan namja menyebalkan sepertimu! Ajumma kajja, tutup pintunya,” pekik suzy kemudian setengah berlari masuk ke dalam. Sama sekali tak menghiraukan myungsoo.

“Yaa bae suzy aku tak akan pulang sampai kita bicara,” pekik myungsoo.

“Terserah!” balas suzy dari dalam.

Myungsoo menghela nafas kasar. Yeojanya masih mengacuhkannya. Han ajumma dan lee ajussi hanya tersenyum kecut pada myungsoo sebelum akhirnya mereka masuk ke dalam mengikuti jejak suzy.

“Nona.. Soo goon masih menunggu di luar,” ujar han ajumma pelan sambil menuang segelas air di gelas suzy.

Yeoja itu menghentikan aktifitas makan malamnya. Ujung matanya melirik ke arah jendela. Sepertinya sudah hampir setengah jam yang lalu dia mengatakan terserah pada myungsoo. Diletakkan sendoknya di meja. Dia bukan yeoja jahat yang tega meninggalkan namjanya berdiri diluar sementara dia menikmati sup hangat di dalam.

“Eish..aku tak menyuruhnya menunggu di luar,” ujar suzy pelan. Masih mempertahankan egonya.

“Di luar cuaca sedang dingin nona,” timpal han ajumma dengan suara pelan. Cukup untuk membuat suzy mengerutkan keningnya berpikir.

“Ahhh…molla..molla…” pekik suzy. Han ajumma hanya tersenyum kecil.

Myungsoo mengeratkan jaketnya. Apa kesalahannya begitu besar pada suzy sampai yeoja itu tega membiarkannya berdiri di luar dalam waktu yang lama. Sesekali dia bersin. Udara seoul memang cukup dingin dalam bulan-bulan terakhir ini.

“Jangan berlagak seperti di drama kalau kau tak kuat dingin babo. Siapa yang menyuruhmu berdiri di tengah cuaca dingin begin,” omel suzy sembari melingkarkan sebuah selimut tebal pada badan myungsoo. Senyum tersungging kecil di bibir tipis myungsoo. Dia tahu yeojanya bukan tipe yeoja jahat. Suzy adalah yeoja yang mudah kasihan.

“Kau pikir kau sedang syuting drama romantis eoh! Berhenti senyum seperti itu padaku. Eish kau menyebalkan,” suzy melayangkan tatapan tajamnya pada myungsoo. Tangannya masih membetulkan selimut supaya menutupi badan myungsoo hingga namjanya tak menggigil kedinginan lagi.

“Wae? Bukankah kau suka dengan adegan romantis seperti drama begini,” timpal myungsoo masih tersenyum lebar.

“Aku tidak butuh drama saat ini kim myung soo,” sahut suzy sambil berkacak pinggang.

“Bogo shippeo suzy-ah,” myungsoo meraih suzy dan memeluknya erat.

“Yaa..lepaskan aku namja menyebalkan,” suzy meronta minta dilepaskan tapi yang ada myungsoo malah semakin mempererat pelukannya.

“Mianhae..” ucap myungsoo. Suzy berhenti meronta. Dia hanya diam ketika myungsoo mengucapkan kata mianhae padanya.

“Mianhae… Jangan marah padaku lagi,” lanjut myungsoo.

“Kau membentakku kim myungsoo,” pekik suzy ketus.

“Ara.. Karena itu aku meminta maaf padamu. Berikan aku kesempatan lagi. Aku janji tak akan pernah membentak nona muda bae company lagi, eottae,” ujar myungsoo. Suzy berdecak pelan mendengarnya. Namun detik berikutnya tangannya bergerak melingkar di pinggang myungsoo, membalas pelukan namjanya.

“Nado bogo shippeo,” rengek suzy manja. Myungsoo tersenyum lebar.

“Jangan membuatku berdiri di depan seperti ini lagi nona bae,” kekeh myungsoo masih memeluk suzy.

“Kau yang mengajakku bertengkar, dasar menyebalkan,” dumel suzy.

“Bukankah bertengkar itu wajar dalam sebuah hubungan,” goda myungsoo.

“Tapi aku sering bertengkar denganmu tuan kim myungsoo,” suzy menghentakkan kakinya kecil.

“Ara..ara.. Ahh… Dinginnya,” gumam myungsoo. Suzy melepas pelukannya.

“Kajja..makan sup hangat di dalam,” ditariknya myungsoo masuk ke dalam. Dia yakin myungsoo pasti masih belum makan malam.

****

Suzy berjalan riang keluar dari lift menuju apartemen myungsoo. Tangannya membawa sebuah bungkusan berisi makanan yang dibawanya dari rumah. Pagi ini dia akan berangkat bersama myungsoo ke kantor. Tangannya menekan bel pintu apartemen myungsoo. Terdengar suara myungsoo yang berteriak chamkanman dari dalam. Suzy bersenandung kecil menunggu myungsoo membuka pintu ketika suara berisik terdengar dari apartemen sebelah, membuatnya terpaksa menoleh.

“Yaa.. Kau masih mengelak eoh. Nappeun..bagaimana yeoja itu bisa menghubungimu eoh!” pekikan jieun.

“Chagi.. Aku tak tahu…aku bersumpah tidak memberikan nomor ponselku,” racau wooyoung berusaha menghindar dari pukulan sapu yang jieun layangkan. Suara pintu terbuka.

“Chagi lama menung..gu? Apa yang kau lihat?” myungsoo yang masih mengancing kemejanya menoleh ke arah yang suzy lihat. Dia sedikit terkejut melihat jieun yang biasanya kalem terlihat begitu marah sambil melayangkan sapu pada suaminya, sama sekali tak memperhatikan dia tengah menjadi pusat perhatian.

“Park seyoung.. Park seyoung. Kau masih berhubungan dengan cinta pertamamu itu eoh,” pekik jieun.

“Yaa.. Jangan melihat orang bertengkar seperti itu, tidak sopan,” bisik myungsoo sambil menarik tangan suzy masuk ke dalam. Ditutupnya pintu hingga suara berisik di luar sedikit teredam.

“Sepertinya mereka bertengkar cukup hebat gara-gara cinta pertama suaminya itu, aigoo.. Dasar namja,” gumam suzy mengeluarkan makanan yang dibawanya dan meletakkannya di meja makan.

“Itu bukan urusan kita,” ujar myungsoo yang terlihat kesulitan mengancing kemejanya. Suzy menggeleng pelan melihat kancing kemeja myungsoo tak berada di tempat seharusnya.

“Tapi tak seharusnya dia berhubungan dengan mantan kekasihnya jika sudah menikah begitu,” kata suzy sembari melepas kancing kemeja myungsoo dan memasangnya pada lubang kancing yang benar.

“Ngomong-ngomong tentang cinta pertama. Kau sudah punya berapa kekasih sebelum aku?” suzy memicingkan matanya dan mengancing kancing atas, hingga myungsoo sedikit mendongakkan kepalanya ke atas untuk mempermudah suzy.

“Emm berapa ya?” myungsoo memutar bola matanya berpikir. Suzy mengencangkan kerah atasnya hingga myungsoo sedikit tercekik.

“Yaa… Kau mau mencekikku eoh,” dumel myungsoo.

“Be-ra-pa,” suzy memberikan tatapan yang mengancam.

“Eish arasseo.. Hanya satu,” myungsoo meraih pinggang ramping suzy mendekat padanya hingga membuat keduanya tanpa jarak.

“Hanya satu? Jinjja? Apa aku kekasih pertamamu?” suzy menyunggingkan senyum simpul.

“Mwoya.. Kenapa kau percaya diri sekali,” myungsoo mendorong pelan dahi suzy dengan telunjuknya.

“Aku pernah menjalin hubungan dengan seorang yeoja jepang ketika aku kuliah,” terang myungsoo.

“Berapa lama? Yeoja seperti apa dia? Yeppo? Ireumi mwoyeyo,” suzy mencecar myungsoo dengan berbagai pertanyaan.

“Emm berapa lama ya.. Sepertinya hanya 3 bulan. Ireum? Namanya saki. Dia teman sekelasku saat kuliah. Dia yeoja yang cantik dan baik. Dia juga bukan yeoja yang cerewet sepertimu,” myungsoo menyeringai.

“Ahh geumanhae. Aku tak mau dengar menyebalkan,” gerutu suzy. Disambarnya dasi yang terselempang di bahu myungsoo. Sementara namjanya hanya mengikik pelan melihat reaksi suzy. Yeojanya selalu saja sensitif dengan wanita di dekatnya.

“Eih.. Kenapa memilih warna ini.. Ini tak cocok dengan kemejamu myungsoo,” suzy berjalan ke kamar myungsoo. Dibukanya lemari dan mencari dasi yang menurutnya pas. Myungsoo mengikuti suzy dan berdiri di belakangnya.

“Bukankah warna yang kupilih tadi sudah pas,” gumam myungsoo sembari melingkarkan tangannya di pinggang suzy dari belakang sementara yeojanya sedang sibuk menimbang dasi mana yang cocok.

“Ani.. Tidak cocok. Ah ini baru cocok,” senyum suzy sembari mengambil sebuah dasi berwarna burgundy. Dia berbalik menghadap myungsoo.

“Suzy.. Aku tak suka warna itu,” myungsoo menatap tak suka dasi ditangan suzy itu. Suzy berdecak.

“Kau harus memakainya. Ini warna yang cocok myungsoo,” suzy tetap pada pendiriannya dan memaksa memakaikan dasi pilihannya.

“Eish.. Arasseo..” ucap myungsoo pasrah. Tak pernah dia bisa menolak keinginan suzy. Mungkin yeoja itu memang terlahir sebagai nona muda yang harus dituruti keinginannya.

“Makan siang nanti aku jemput ne. Kita makan bersama, eottae,” tanya myungsoo, sementara suzy sibuk memasangkan dasinya.

“Tidak bisa. Appa memintaku untuk menghadiri rapat pembicaraan merger. Sepertinya appa dan shin ajussi berencana menggabungkan beberapa proyek,” gumam suzy.

“Shin ajussi? Apa kau akan rapat bersama wonho?” tanya myungsoo. Nada suaranya terdengar kaku.

“Emm.. Sepertinya begitu, bukankah sekarang dia sudah mulai bekerja,” jawab suzy santai. Tiba-tiba myungsoo memeluk suzy erat.

“Myungsoo-ah waeyo?” tanya suzy terkejut. Ada rasa aneh dengan pelukan myungsoo kali ini. Terlalu erat, bukan lembut seperti biasanya. Myungsoo mencium pelan bahu suzy.

“Suzy-ah.. Kau harus selalu ingat aku mencintaimu arasseo,” bisik myungsoo pelan. Suzy mengernyitkan dahinya mendengar ucapan myungsoo yang tiba-tiba.

“Arasseo.. Nado.. Aku juga mencintaimu,” balas suzy mengusap punggung myungsoo.

“Waeyo? Kenapa tiba-tiba mengatakan seperti itu? Kau tidak sedang melakukan kesalahan bukan? Apa kau masih berhubungan dengan yeoja bernama saki itu seperti tetangga sebelah eoh,” pekik suzy.

“Eih.. Aniya.. Kau cemburu sekali. Aku sudah tak pernah berhubungan dengan saki sejak kembali ke korea,” jawab myungsoo melepas pelukannya.

“Kau terlalu posesif chagiya. Kajja kita makan,” myungsoo tersenyum berjalan keluar kamar. Namun langkahnya berhenti mendadak. Dibalikkan badannya dan berjalan ke arah suzy lagi.

Cup~ ditempelkannya bibirnya di bibir suzy.

“Aku tak mendapat morning kiss ku beberapa hari. Kajja..kita sarapan,” myungsoo menarik pergelangan tangan suzy, menggiringnya ke meja makan.

Hari ini rumah choi sedang terlihat sibuk. Akhir pekan kali ini mereka manfaatkan dengan mengadakan acara memanggang. Ini juga atas keinginan sulli yang tiba-tiba beralasan bayinya sedang mengidam acara barbeque. Para namja sibuk menata perlengkapan memanggang di halaman samping. Sulli yang tak boleh banyak bergerak hanya memotong-motong daging dan sayuran yang akan mereka panggang. Sementara di sudut halaman yang rindang tertutup pohon, suzy terlihat sibuk dengan peralatan masak instannya. Minho sudah meletakkan meja dan kompor kecil di sana, karena suzy bersikeras ingin memasak.

“Yaa..kalian yakin membiarkannya memasak? Kenapa aku khawatir dengan masakannya ya,” gumam sulli sambil memotong paprika menjadi kotak-kotak. Minho terkekeh pelan.

“Masakannya tidak separah itu. Dia hanya kurang lihai menakar bumbunya,” wonho tersenyum kecil sembari menatap suzy yang masih sibuk dengan peralatannya. Myungsoo melirik sebentar pada wonho.

“Eish..sama saja. Dia tak berbakat dengan peralatan dapur. Terakhir kali dia memasak sewaktu SMA, eih..lidahku rasanya mati rasa setelah memakan masakannya. Aku heran bagaimana bisa kau tahan memakan masakannya dengan lahap waktu itu,” timpal sulli.

“Geunyang…” jawab wonho singkat dengan senyum simpul. Ditatapnya lagi suzy masih dengan senyum. Tak sadar sepasang mata tajam mengawasi pergerakan matanya.

“Myungsoo-ah.. Memangnya dia tak pernah memasak untukmu selama ini?” tanya minho.

“Ani.. Dia selalu membawa masakan dari rumahnya,” jawab myungsoo sembari melempar arang ke dalam alat pemanggang.

“Kau harus bersyukur. Setidaknya lidahmu selamat dan tak harus merasakan yang namanya mati rasa,” timpal sulli yang diangguki minho.

“Eish.. Kalian berlebihan. Sudah kubilang masakannya tak seburuk itu,” wonho tertawa kecil sambil menata piring dan gelas di meja makan. Bibir myungsoo terkatup rapat. Sudah beberapa kali wonho selalu membela suzy. Bahkan dia sering mendapati wonho tersenyum tengah menatap suzy dari kejauhan.

Myungsoo membersihkan tangannya yang menghitam dengan lap basah kemudian berjalan menghampiri suzy. Yeoja yang masih sibuk memotong tomat kecil-kecil itu terkejut ketika merasakan pipinya ditekan oleh sesuatu yang lunak.

“Yaa.. Jangan mengganggu konsentrasiku,” dumel suzy pelan dan terus memotong tomatnya.

“Wae.. Aku hanya mencium pipimu,” bela myungsoo.

“Hoi kim myungsoo.. Kalian seperti pasangan yang baru menikah saja. Jangan mengumbar kemesraan di rumah orang,” pekik sulli dari tempatnya. Myungsoo hanya menoleh lalu menjulurkan lidahnya. Entah kenapa seolah dia ingin menunjukkan pada semua orang terlebih pada wonho bahwa suzy adalah yeojanya.

“Apa yang kau buat nona bae?” tanya myungsoo berdiri di samping suzy.

“Pasta.. Aku akan buat pasta yang enak. Kau harus memakannya, karena aku khusus membuatkannya untukmu,” suzy tersenyum manis sembari menoleh pada myungsoo.

“Untukku? Jinjja?”

“Eung.. Jadi kau harus menghabiskannya. Sekarang kembalilah ke tempatmu, biarkan aku berkonsentrasi, oke tuan kim,” suzy melambaikan kelima jarinya mengusir myungsoo menjauh.

“Geure arasseo,” myungsoo mengedikkan kedua bahunya bersamaan lalu pergi dari sana.

Suzy sibuk meramu makanannya sendiri. Bersikeras menolak bantuan yang ditawarkan sulli. Wajahnya terlihat sumringah ketika membawa hasil masakannya ke meja, tak memperdulikan pasta merah yang menempel di pipinya karena tangannya yang tak sengaja menyentuh pipinya sendiri selama memasak.

“Taraaa… Pasta ala bae suzy,” ujar suzy tersenyum bangga sambil menaikkan sedikit dagunya angkuh. Yang lain melirik pasta itu dengan tatapan ragu. Warna pastanya terlihat lebih merah dari pasta umumnya. Selebihnya tak ada bedanya dengan pasta lain.

“Myungsoo-ah.. Aku membuatkan khusus untukmu. Ini masakan pertamaku untukmu bukan. Makanlah… Apa perlu aku suapi?” suzy mengedip-ngedipkan matanya berkali-kali. Sulli dan minho menggeleng-geleng pelan pada myungsoo memberi isyarat jangan memakan masakan suzy.

“A~haebwa…” suzy menyodorkan sesendok penuh pasta tepat ke depan mulut myungsoo. Myungsoo membuka mulutnya menerima suapan dari suzy meski sedikit ragu.

“Uhukk…” myungsoo tersedak begitu pasta itu masuk ke dalam mulutnya. Sulli bergumam pelan ‘apa kubilang’.

“Suzy..kau mau meracuniku eoh?” myungsoo meneguk segelas air putih dengan cepat.

“Wae? Apa tidak enak. Aku sudah mencicipinya ini enak,” sahut suzy sambil mencicipinya sekali lagi. Tak ada yang salah dengan rasa pastanya.

“Suzy..pastanya terlalu pedas. Kau kan tahu aku tak suka pedas,” kata myungsoo.

“Kalau tidak pedas tak enak myungsoo..” sahut suzy. Di sini letak perbedaan mereka. Suzy memang suka makanan pedas sedangkan myungsoo tak suka pedas.

“Tapi aku benci makanan pedas,” myungsoo masih meneguk airnya.

“Makan lagi..ayolah dicoba lagi,” sifat pemaksa suzy mulai kambuh.

“Shireo…!” ucap myungsoo tegas.

“Makan!” pekik suzy.

“Yaa..yaa..kalian berhenti berdebat ne,” minho mencoba melerai. Sepertinya perdebatan kecil ini bisa menghancurkan acara mereka pagi ini.

“Kalian ini selalu saja,” sulli menggeleng pelan.

“Aku sudah susah payah memasak untukmu kenapa kau tak mau makan masakanku, kau menyebalkan,” rengek suzy.

“Suzy-ah..sudahlah..myungsoo kan tidak suka makanan pedas,” wonho ikut menenangkan. Myungsoo melirik ke arah wonho.

“Kau juga tak suka makanan pedas tapi kau masih mau mencicipi masakanku dulu bukan. Seharusnya myungsoo juga begitu,” kata suzy dengan nada sedikit meninggi. Tangan myungsoo mengepal ketika dibandingkan lagi dengan wonho.

“Aku tak akan memakannya sedikitpun,” ucap myungsoo dengan penuh penekanan.

“Yaa myungsoo..” sulli berbisik menyuruh myungsoo menghentikan perdebatannya.

“Eish.. Kau menyebalkan!” suzy mengangkat piring pastanya kemudian membawanya ke dalam.

“Dia ngambek lagi,” minho menghela nafas pelan.

“Nappeun..menyebalkan..,” suzy menghentakkan kakinya kecil. Dia duduk di sofa ruang tamu rumah sulli sambil memegang pastanya. Disendoknya pasta itu dan memakannya sendiri.

“Tidak ada yang aneh. Pedas membuatnya semakin enak,” dumel suzy pelan. Disekanya ujung matanya yang berair karena menahan kesalnya pada myungsoo. Suara henyakan pelan di sofa, tepat disebelahnya. Suzy sedikit mengerjap ketika sebuah tangan kekar meraih sendok di tangannya. Menyendok pasta dipiring kemudian melahapnya.

“Emm..masida…”

“Wonho-ah…” lirih suzy. Wonho mengangguk pelan menikmati masakan suzy yang sudah lama tak pernah dirasakannya. Ada sedikit rasa kecewa ketika bukan myungsoo yang memakan masakannya.

“Sudah jangan dimakan, kau baru sembuh dari sakit mag mu. Jangan memakan makanan pedas,” omel suzy merebut sendok di tangan wonho. Tapi namja itu tak memberikannya malah menyuap sesendok lagi ke mulutnya.

“Eish.. Seharusnya myungsoo mencicipi dulu seperti kau. Dia kan bisa berbohong bilang masakanku enak atau apalah terserah. Aku susah payah membuat untuknya, tapi dia bilang tak mau memakannya. Menyebalkan..menyebalkan,” dumel suzy. Wonho tersenyum kecil.

“Seharusnya kau juga pikirkan myungsoo. Dia tak suka makanan pedas jadi jangan memberi terlalu banyak bubuk cabe di masakanmu,”

“Aigoo..kau tak pernah berubah.. Apa kau juga harus membumbui wajahmu juga eoh,” decak wonho.

Suzy terkesiap ketika wonho menjulurkan tangan ke pipinya. Kepalanya sedikit mundur, mengira wonho membelai pipinya tapi ternyata dia salah. Wonho membersihkan pasta yang di pipinya dengan lengan bajunya yang panjang. Suzy diam sambil mengedipkan matanya dua kali.

“Sudah selesai,” ujar wonho.

“Wonho-ah… Kau kembali,” lirih suzy takjub.

“Ne? Kembali?” kini wonho memandang suzy bingung.

“Iya..kembali. Kau kembali seperti wonho yang kukenal dua tahun yang lalu. Kau kembali seperti sebelumnya,” seru suzy gembira.

Sepasang tanagn tengah mengepal keras di balik lemari pajangan yang menghubungkan dengan ruang tamu. Sedari tadi myungsoo diam memperhatikan. Tapi sepertinya kini dia tak bisa hanya berdiri memperhatikan dari balik lemari saja. Dia keluar dan berjalan menghampiri suzy. Suzy dan wonho menoleh. Senyum kecil tersungging di wajah suzy, sementara wonho mengerutkan keningnya melihat ekspresi kaku wajah myungsoo kini.

“Bae suzy kau benar-benar menguji batas kesabaranku,” ujar myungsoo di depan suzy…

TBC~

Mian for typo.. 🙂

191 thoughts on “Wipe My Tears Part 9

  1. Aigoo ke napa jadi rumit gini cerita.a ?_?
    Ǘϑɑ̤̥̈̊Ħ donk won ho oppa jangan ganggu hubungan MyungZy 😦
    Suzy eonn peka dikit napa sama perasaan Myung oppa cllo dia itu lagi cemburu + takut cllo eonn berpaling dari dia , Ԃɪ̇ part ini sama sekali ƍäª romance nya MyungZy . Ԃɪ̇ tunggu next part nya thor tapi Чäήğ romantiiss yah berharap Ԃɪ̇ part 10 persoalan mereka selesai aminn 🙂 MyungZy jjang (ˆ▽ˆ)εˇ)

  2. duh thor myung mau ngapain itu,,,
    kasihan myung…dy kan cemburu sm wonho,,,
    tp suzy juga kurang peka,,,
    duh,,,duh,,,rumit
    berharap myungzy trus bersama,,,
    next part di tggu thor
    fighting

  3. omomo.. gyaaaaaaa… igeo mwoya!!! myungsoo menyebalkan!!!
    T^T kesel banget kalo masakan yg uda dibuat dg sepenuh hati itu nggak diabisiinnnnnnnn

    JITAK myungsoooooooooo

  4. hayo hayo hayo hayo… nanti bakalan perang nih kalo kesalahpahamannya tetap berlangsung…
    aigoo, dua2nya sama-sama pencemburu nih kkkk

  5. Myungsooo marah??? Gawat. Tapi suzy terlalu kekanakn. Masa poaesif, manja ngambekan pula. Kasian myung yg ngalah terua. Lanjut baca ahhh

  6. mianhae chingu baru bs komen, kmaren sinyal tdk mendukung, hehe
    kereeeen, makin seru kisah myungzy,, wonho jgn gangguin mreka yaa :3
    myuung jgn marahh xD
    daebak bgt chinguu, g nyesel ak slalu menunggu karya2mu 😀

  7. Aigoo aigoo lihat suzy kalo udah berhadapan sama myungsoo sikapnya jadi berubah 360 derajat gitu deh XD kalo yang biasanya dia tegar selalu tersenyum sekarang malah ngerengek terus keke lucu banget bayanginnya; feelnya kena banget eonni XD
    apalagi pas ngeliat myungsoo ngebentak suzy, ishh gak seharusnya myungsoo bersikap begitu wajar kok suzy cemburu emang pelayannya aja tuh yang kecentilan emang myungsoo aja apa yang boleh cemburu sama suzy dan wonho wkwk, tp kayaknya myungsoo takut banget ya suzy balik lagi ke wonho, aigoo myungsoo oppa harus yakin ne kalo suzy cuma milikmu selalu di dunia maya dan dihati para myungzy shipper heheehe tapi semoga di dunia nyata juga ne T.T

    aigoo eon, sukses bawain ff ini ne, eon emang daebak, feelnya ngena, ff nya juga panjang johaaaa tapi gak bikin bosen saat bacanya XD nan johaa
    lanjut baca next chapt nya dulu ne eon, gamsha^^

  8. Myungsoo knpa jadi pemarah gitu, kasian suzy
    Mana kemembutan mu dan sikap mu yg selalu memanjakan suzy..
    Aiiissshhh…
    Chingu daebak
    Fighting 😀

  9. nona bae…jngan mmaksa gtu dong!! myungsoo oppa kan ga suka mkanan pedas*dasar egois
    myungso ga ska lhat kau dn wonho *bner2 egois

  10. Eo wae wae? Aihh bertengkar lagi.. 😦
    Myungsoo cemburu? Yaa wajarlah.. Apalagi wonho adalah org yg pernah disukai suzy.
    Heh semoga suzy bakal peka sama sikap myungsoo kali ini.

Leave a comment