Wipe My Tears Part 8

image

Main cast : bae suzy – kim myung soo
Support cast : shin wonho, others
Rating : PG – 18
Genre : romance
Scriptwriter : parkhy

This story is mine. Be sportif. Read, like or comment. Dont bashing or plagiat.
Please keep attention for rating i’ve gave to you. Be responsible with your self. Happy reading all.

Nae nunmul dakkajwoyo part 8

Myungsoo sedang membersihkan lensa kameranya ketika ponselnya berbunyi di tempat tidur. Diletakkan hati-hati kameranya di meja kemudian berjalan menuju ranjang mengambil ponselnya. Senyum mengembang di wajahnya melihat foto suzy memenuhi layar.

“Yeoboseyo..” myungsoo menyandarkan kepalanya pada kepala ranjang.

“Mwohae?” tanya suzy begitu myungsoo mengangkat sambungannya.

“Membersihkan kamera,” jawab myungsoo.

“Aku bosan. Di rumah sepi seperti biasanya. Appa dan eomma berangkat lagi ke china pagi-pagi sekali. Aku ke apartemenmu saja ne,”

“Geure. Apa perlu kujemput?” tanya myungsoo.

“Piryeo eobseo.. Aku akan meminta lee ajussi mengantarku,”

“Arasseo.. Terserah kau saja. Hati-hati dan jangan berlari, jalan saja pelan-pelan,” myungsoo memperingatkan, karena beberapa hari yang lalu suzy mengeluh lututnya terasa sedikit nyeri.

“Arasseo..keuno,”

Myungsoo duduk di sofa sambil menyelonjorkan kakinya ke meja. Matanya fokus pada televisi di depannya yang menampilkan acara olahraga. Satu tangannya memeluk setengah pinggang suzy yang duduk di sebelahnya. Suzy asik berselca ria dengan ponsel myungsoo.

“Myungsoo-ah menoleh ke sini,” ujar suzy. Tapi myungsoo tak mendengarnya, masih konsentrasi dengan layar datar di depannya.

“Eish.. Aku bilang menoleh ke sini,” dumel suzy. Ditariknya dagu myungsoo paksa hingga namja itu menoleh padanya.

“Yaa..” pekik myungsoo pelan ketika perhatiannya pada televisi harus dibagi. Suzy menempelkan ujung hidungnya dengan ujung hidung myungsoo sembari tersenyum.

Cekrek~ suara jepretan kamera ponsel yang suzy pegang.

Cup~ dengan cepat myungsoo mencuri ciuman di bibir suzy.

“Pencuri..” dumel suzy mengusap bibirnya kasar.

“Salah sendiri membuat wajahmu terlalu dekat padaku. Tanggung sendiri resikonya. Haruskah kita mengambil foto sekali lagi. Kemari..aku akan menciummu,” myungsoo menyeringai.

“Byeontae.. Kembalilah pada televisimu,” suzy memutar kembali dagu myungsoo ke posisi semula, menghadap pada televisi.

Myungsoo menggerutu pelan kemudian konsentrasi lagi pada televisi. Suzy menyandarkan kepalanya pada pundak myungsoo sambil melihat hasil jepretan yang sejak tadi diambilnya. Galeri ponsel myungsoo hampir penuh dengan foto-fotonya. Suzy bahkan merubah wallpaper ponsel myungsoo dengan foto dirinya sendiri yang tengah berpose manis.

“Myungsoo-ah..” panggil suzy.

“Hemm?” mata myungsoo belum beralih dari televisi.

“Apa kau tidak mengajakku berkencan? Ini hari libur, seharusnya kau mengajakku berkencan. Kita bahkan belum pernah berkencan secara resmi,” dumel suzy.

“Tapi di luar udara cukup dingin suzy.. Kau kan tahu aku tak terlalu tahan udara dingin,” jawab myungsoo santai sambil memainkan helaian rambut di kepala suzy. Matanya masih lurus ke depan.

“Tapi kau kan bisa pakai jaket tebal. Aku kebosanan dan berharap kau mengajakku jalan-jalan kenapa hanya diam si apartemenmu begini. Sulli juga tak mengajakku jalan-jalan seminggu ini. Apa dia sakit ya?” oceh suzy. Tapi tak ada tanggapan dari myungsoo. Namja itu malah berteriak goll dengan senang. Suzy mendongakkan sedikit kepalanya dan menatap myungsoo dengan sebal.

“Ish..menyebalkan sekali. Seharusnya aku pergi ke rumah wonho saja tadi,” dumel suzy pelan. Mendengar sebutan nama wonho myungsoo menoleh pada suzy.

“Kau bilang apa?” tanya myungsoo. Suzy menegakkan kepalanya yang semula bersandar pada myungsoo.

“Aku bilang seharusnya tadi aku tidak ke sini tapi ke rumah wonho. Masih belum dengar?” tantang suzy.

“Yaa bae suzy.. Kau masih menyukainya eoh? Kau yeoja chinguku. Kau tak boleh pergi ke rumah namja lain selain aku arasseo,” timpal myungsoo tegas.

“Memangnya kenapa kalau aku menyukainya eoh. Kau juga tak akan peduli kan. Urusi saja televisimu atau kameramu itu. Eish..kau menyebalkan!” suzy mengalihkan kepalanya dari myungsoo. Dia bahkan menggeser duduknya ke tepi sofa berjauhan dari myungsoo. Merasa sebal dengan namja chingunya itu.

Myungsoo menghela nafas pelan. Setelah mengenal suzy lebih jauh terkadang suzy berubah menjadi sangat manja. Mudah merajuk, itu hal baru yang myungsoo ketahui tentang suzy. Tapi myungsoo pun tahu yeojanya itu tak akan marah padanya dalam waktu yang lama, karena suzy bukan orang yang pemarah.

“Yaa.. Kau marah?” tanya myungsoo dengan suara lembut. Digeser badannya mendekati suzy.

“Bae suzy.. Marah?” myungsoo menepuk pundak suzy. Suzy menggerakkan bahunya menepis tangan myungsoo.

Tangan myungsoo terjulur. Ditangkupnya kedua pipi suzy dan dihadapkan padanya. Ditekannya pipi bulat suzy hingga bibir yeoja itu berubah manyun seperti ikan. Myungsoo berusaha menahan tawanya.

“Mianhae ne..,” ucap myungsoo tersenyum. Suzy diam, kemudian raut wajahnya berubah. Senyum mulai tersungging di bibirnya. Dipeluknya leher myungsoo dengan cepat, membuat namja itu sedikit tercekik. Myungsoo tertawa pelan kemudian membalas pelukan suzy sambil menepuk-nepuk punggung suzy.

“Kau mau jalan-jalan? Kau mau ke mana? Aku akan mengajakmu ke tempat yang kau mau,” ujar myungsoo.

“Jinjja?” tanya suzy antusias. Suzy bisa merasakan myungsoo mengangguk di bahunya. Senyum suzy semakin lebar.

Kring~ suara ponsel suzy berbunyi. Bertepatan dengan bunyi pik~ pelan dari ponsel myungsoo. Myungsoo dan suzy melepas pelukan mereka. Suzy mengangkat teleponnya sementara myungsoo membuka pesan di ponselnya.

“Sulli-ah waeyo?” tanya suzy.

“…”

“Chigeum? Arasseo.. Gidaryeo,” suzy menutup sambungannya.

“Sulli? Menyuruh ke sana?” tanya myungsoo yang juga menerima pesan dari minho. Suzy mengangguk.

“Ada apa ya?” suzy mengusap dagunya sembari berpikir.

“Sudahlah kajja..” myungsoo bangkit dan berjalan menuju kamarnya untuk berganti pakaian.

Minho membuka pintu rumahnya begitu terdengar bel berbunyi. Dia tersenyum begitu melihat myungsoo dan suzy di depan. Suzy tersenyum sambil memberikan kue yang dibelinya di jalan tadi. Segera minho mempersilahkan tamunya untuk masuk.

“Waa.. Banyak sekali makanannya..” decak suzy kagum melihat makanan di meja makan yang beragam. Di lepas syal yang dipakainya.

“Wasseo..” sulli keluar dari dapur dan meletakkan ayam panggang di meja.

“Kalian datang berdua?” tanya minho pada myungsoo yang sedang melepas jaketnya. Myungsoo hanya bergumam pelan.

“Yaa choi sulli.. Sebenarnya ada apa kau memasak banyak makanan begini eoh. Dan kau ke mana saja selama seminggu ini menghilang dariku. Aku bosan tak ada teman jalan-jalan,” keluh suzy.

Sulli hanya tersenyum simpul tak menjawab pertanyaan suzy. Bel pintu berbunyi lagi. Minho membuka pintu dan mempersilahkan tamunya untuk masuk.

“Wonho-ah…” pekik suzy senang begitu melihat wonho datang. Myungsoo mencibir pelan melihat ekspresi senang suzy melihat wonho.

“Ehem.. Karena semua sudah berkumpul jadi aku akan mengatakan untuk apa acara hari ini..” minho berdiri di sebelah sulli sambil tersenyum penuh arti. Yang lain hanya memandang mereka heran.

“Aku hamil.. Baru 2 minggu. Itu sebabnya aku tak bisa menemanimu jalan-jalan seminggu kemarin. Aku harus banyak istirahat,” sulli tersenyum lebar.

“Waaaa… Chukkaee…” suzy memekik dan segera memeluk sulli. Myungsoo dan wonho menutup telinga mereka mendengar oktaf tertinggi suzy.

“Omo..omo.. Aegi..mian,” suzy berbicara pada perut sulli karena terlalu erat memeluk sulli.

“Gwenchana..” sulli tertawa.

“Chukkae hyeong,” ucap myungsoo.

“Gomawo.. Ya imma..kalian juga cepatlah mencari yeoja kemudian ajaklah dia menikah,” timpal minho. Myungsoo hanya tertawa kikuk sambil menggaruk kepala belakangnya. Sementara wonho hanya tersenyum simpul menanggapi ucapan minho.

“Bagaimana kehidupanmu sebagai pekerja tuan shin wonho?” canda myungsoo.

“Ah matta.. Bukankah kau dan suzy sekarang sudah mulai masuk ke perusahaan kalian masing-masing bukan,” ujar minho.

“Melelahkan. Tumpukan berkas setiap hari. Perjalanan bisnis. Yaa..aku bahkan heran bagaimana sulitnya hidupmu. Kau bahkan mulai bekerja di perusahaanmu lebih awal dari kami bukan,” sahut wonho pada myungsoo. Minho dan myungsoo hanya menggeleng sambil tertawa. Sulli dan suzy menghampiri mereka.

“Myungsoo-ah ambil gambarku dengan sulli,” pinta suzy pada myungsoo.

“Ck..arasseo..kau ini merepotkan sekali,” ujar myungsoo kemudian mengeluarkan ponselnya sendiri dari saku.

“Sepertinya kalian semakin akrab ne,” komentar sulli, namun myungsoo mulai menghitung mundur jadi sulli tak bisa bertanya lebih lanjut.

“Sudah selesai kan fotonya, sekarang lebih baik kita makan,” ujar minho.

Mereka semua duduk di ruang makan. Bersiap menyantap makanan yang disiapkan oleh pemilik rumah. Sambil mengobrol mereka menikmati makanan. Wonho sedikit mengernyit ketika suzy memberikan brokoli yang ada di mangkuknya pada myungsoo. Dan seolah tau myungsoo memberikan wortelnya ke mangkuk suzy sambil mengobrol dengan sulli dan minho. Sejak kapan myungsoo tau kebiasaan suzy yang tak suka brokoli dan akan meminta wortel sebagai pertukarannya. Wonho hanya mengamati keduanya tanpa suara kemudian melanjutkan makannya lagi meski otaknya tengah memikirkan sesuatu saat ini.

“Myungsoo-ah berikan ponselmu aku ingin lihat fotoku dengan suzy tadi. Haruskah aku mengupload ke akun sns ku.. Wah sepertinya menarik,” gumam sulli senang.

Myungsoo memberikan ponselnya pada sulli. Sementara suzy berkonsentrasi memotong di piringnya. Sulli membuka tombol kunci di layar datar yang dipegangnya. Dia bergumam eoh pelan ketika menemukan foto suzy menjadi walpaper di ponsel itu.

“Kau yakin tidak salah memberikan ponsel? Ini ponselmu?” tanya sulli.

“Ani aku tidak salah. Itu ponselku, wae?” myungsoo balik bertanya bingung.

“Tapi kenapa suzy menjadi wallpaper di ponselmu. Suzy-ah kenapa wajah bulatmu terpampang di sini?” ujar sulli menoleh pada suzy. Minho melirik ke ponsel di tangan sulli dan bergumam pelan mengiyakan. Wonho menghentikan gerakan sumpitnya.

“Suzy? Wajah apa?” tanya myungsoo tak mengerti. Suzy mendongakkan kepalanya. Dia teringat sesuatu. Dia segera menoleh pada myungsoo, mulutnya bergerak tanpa suara mengucapkan kata foto. Myungsoo membulatkan mulutnya mengerti maksud suzy. Namun terlambat karena sulli sudah menjelajahi isi galeri ponsel myungsoo.

“Ige mwoyaa???” pekik sulli kencang melihat foto myungsoo dan suzy yang saling menempelkan hidung, hasil jepretan suzy tadi. Suzy dan myungsoo mengedipkan mata mereka berat sambil menelan saliva. Karena jarang bertemu minggu terakhir ini, teman-teman mereka belum tahu tentang hubungan keduanya.

“Yaa.. Sebenarnya ada apa diantara kalian eoh. Kenapa mengambil foto semacam ini,” timpal minho. Sulli mengangguk mantap sambil menunjukkan ponsel myungsoo.

“Eung…sasil.. Kami mulai berkencan hyeong,” aku myungsoo dengan kikuk sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Suzy yang disebelahnya memegang kedua pipinya dengan tangan untuk menyembunyikan pipi yang diyakininya pasti merona merah sekarang karena malu.

“Mwo?? Kencan??” pekik sulli dan minho bersamaan saking kagetnya. Suzy dan myungsoo mengangguk bersamaan. Suzy semakin menundukkan kepalanya dalam.

“Sejak kapan? Omo sesange.. Daebak, kalian benar-benar mengejutkanku. Bagaimana bisa dua manusia yang seperti kucing dan tikus tiba-tiba berkencan seperti ini,” sulli masih membelalak tak percaya. Suzy menegakkan kepalanya.

“Yaa.. Ekspresimu kenapa berlebihan begitu. Seperti mengejekku saja. Waeyo? Tak ada yang salah. Aku menyukai myungsoo,” ucap suzy membela diri.

“Yaa..kenapa kau bicara keras begitu,” myungsoo menyikut suzy karena malu. Suzy hanya berdecak. Minho tertawa.

“Hahaha.. Pantas saja kalian datang bersama dan tidak berdebat hebat seperti biasanya,” minho masih tertawa.

“Tidak berdebat apanya hyeong. Setiap hari semakin sering berdebat,” gumam myungsoo. Suzy menoleh menatapnya tajam. Myungsoo malah tersenyum tanpa dosa pada suzy. Sulli dan minho memberondong suzy dan myungsoo dengan berbagai macam pertanyaan tentang bagaimana mereka bisa berkencan.

“Kencan?” lirih wonho pelan dari kursinya. Sangat pelan hingga hanya dia yang bisa mendengarnya.

Sulli sedang membereskan meja makan dibantu oleh suzy. Minho juga ikut membantu dengan alasan tak ingin istrinya terlalu capek. Itu bisa membahayakan choi kecil. Sementara wonho dan myungsoo duduk di sofa menonton televisi.

“Chukkae..” wonho membuka suara.

“Mwonde?” tanya myungsoo bingung.

“Kau dan suzy,” senyum wonho.

“Ah..geure.. Gomawo,” myungsoo tersenyum kikuk. Sebenarnya dia sedikit tak enak hati pada wonho, bagaimanapun suzy mantan tunangan wonho terlepas dari sikap wonho pada suzy. Myungsoo tau wonho tak benar-benar membenci suzy.

“Dia memang agak manja dan semaunya sendiri karena dia anak tunggal. Aku dan kyungjoon juga selalu menuruti keinginannya sejak kecil. Jadi bersabarlah dengan sikapnya yang kekanakan. Tapi dia yeoja yang baik,” tutur wonho.

“Ara.. Gomawo sudah memberitahuku,” myungsoo balas tersenyum. Wonho menepuk pundak myungsoo beberapa kali.

“Apa yang kalian bicarakan?” suzy menyela dengan duduk diantara mereka. Dia menatap myungsoo dan wonho bergantian. Wonho malah berdiri.

“Yaa..eodiya..” panggil suzy.

“Haus…” jawab wonho singkat sambil membuka pintu kulkas.

“Eish.. Dia sudah berjanji harus bersikap biasa padaku jika aku membatalkan pertunangan. Kenapa dia tetap mengacuhkanku. Apa dia masih marah padaku, masih membenciku?” dumel suzy.

“Jangan berpikir yang tidak-tidak. Dia haus makanya dia mengambil minum. Dia tak marah padamu. Orang yang membencimu tak akan mengatakan hal baik tentangmu arasseo,” myungsoo mendorong dahi suzy pelan.

“Jeongmalyo? Maksudmu wonho mengatakan hal baik tentangku?” tanya suzy dengan ekspresi senang bercampur terkejut.

“Kau mau tahu?” tanya myungsoo. Suzy mengangguk antusias. Myungsoo menggerakkan telunjuknya, mengisyaratkan supaya suzy mendekat.

“Bimil…” bisik myungsoo di telinga suzy sambil menjulurkan lidahnya.

“Yaa kim myungsoo kau menyebalkan,” pekik suzy sambil menghujani myungsoo dengan cubitan. Myungsoo tertawa. Dia balas menggelitiki belakang telinga suzy. Dia tahu itu titik terlemah suzy.

“Yaa..hajima..” mohon suzy. Wajahnya bercampur antara merengek dan geli.

Sementara tak jauh dari mereka wonho memandang dua orang yang sedang bercanda itu dengan tatapan sayu. Suzy bisa tersenyum lepas. Bahkan bercanda seperti saat dia bercanda dengan kyungjoon dulu. Dia hanya mengamati mereka dari kursi dapur, tangannya meremas pelan gelas yang tengah dipegangnya saat ini..

***

Pintu ruang rapat terbuka, peserta rapat satu persatu keluar begitu rapat yang berlangsung dua jam itu selesai. Hari ini suzy kembali menghadiri rapat dengan kim corporation. Suzy terlihat sedang membereskan berkas-berkasnya sambil sesekali membungkuk memberi salam perpisahan dengan peserta rapat yang lain. Matanya sesekali melirik ke arah myungsoo di ujung meja, terlihat sibuk menuliskan sesuatu. Suzy menghela nafas pelan. Diliriknya lagi myungsoo.

Myungsoo yang menyadari suzy sedari tadi menatapnya menghentikan aktivitasnya. Diberikan berkas yang tadi diperiksanya pada sekretaris jang. Begitu matanya dan mata suzy bertemu, myungsoo mengedikkan dagunya pelan mengisyaratkan pada suzy untuk mendekat padanya.

“Aku rasa aku akan memeriksanya di rumah. Sekretaris jang bisa kau tolong kirimkan filenya saja ke emailku,” tanya myungsoo.

“Ne sajangnim, algetseumnida,” sekretaris jang mengangguk mengerti.

“Gomawo sekretaris jang. Mian membuatmu repot-repot mengadakan rapat malam-malam begini,” ujar myungsoo.

“Animida.. Gwenchanseumnida,” senyum sekretaris jang.

Suzy berdiri dari tempatnya dan berjalan dengan lambat menghampiri tempat myungsoo berada. Suzy tersenyum dan menunduk hormat pada sekretaris jang yang berpapasan dengannya hendak keluar. Suzy melirik ke ruang rapat yang sepi. Hanya myungsoo yang masih duduk di kursinya sambil menopang kepalanya dengan satu tangan. Tersenyum kecil menatap suzy yang berjalan ke arahnya. Suzy memasang tampang polosnya, namun kakinya menendang pelan pintu ruang rapat yang terbuka hingga pintu itu bergerak menutup pelan. Tidak sepenuhnya tertutup, hanya saja cukup agar di luar tak bisa melihat ke dalam.

“Yaa.. Kenapa kau menendang pintunya eoh,” tanya myungsoo. Suzy hanya mengangkat kedua bahunya acuh sembari memasang wajah tak berdosa.

“Bogoshippeo myungsoo-ah,” rengek suzy manja. Dia mendudukkan dirinya di pangkuan myungsoo. Tangannya melingkar di leher myungsoo, memeluk namjanya erat.

“Aigoo beratnya..” keluh myungsoo sambil memegang pinggang suzy. Suzy berdecak, ditatapnya myungsoo sebal.

“Yaa..beginikah kelakuan nona muda bae company eoh. Menutup pintu ruang rapat kemudian menggoda partner bisnisnya. Apa kau berniat mengambil perusahaan ayahku eoh,” kelakar myungsoo.

“Bisa dibilang begitu,” suzy mengangguk-angguk sembari tersenyum.

“Kau merindukanku hemm..” tanya myungsoo sembari menyelipkan helaian rambut suzy di telinganya.

“6 hari aku tak melihatmu.. Kau bahkan jarang mengubungiku..ck..menyebalkan,” gerutu suzy.

“Mianhae ne.. Urusanku cukup banyak selama perjalanan kemarin,” sahut myungsoo.

“Aku kebosanan. Sulli tak boleh terlalu banyak bergerak, aih.. Temanku semakin berkurang,” suzy menekan-nekan leher myungsoo dengan telunjuknya pelan.

“Kalau begitu bagaimana kalau ke apartemenku saja. Aku lelah. Turun dari pesawat aku langsung menghadiri rapat ini,” ujar myungsoo. Suzy memang melihat tampang myungsoo cukup kusut dan lelah.

“Geure.. Kajja. Aku boleh menginap di rumahmu ne,” suzy berdiri.

“Waeyo? Apa orang tuamu melakukan perjalanan bisnis lagi?” tanya myungsoo sembari melepas jasnya yang membuatnya gerah.

“Emm.. Mereka ke australia sekarang,” jawab suzy sambil membantu meregangkan ikatan dasi myungsoo.

“Kajja.. Ah..matda.. Kita ke ruanganku dulu ne, untuk meletakkan beberapa berkas,” ujar myungsoo suzy mengangguk.

Kring~ ponsel myungsoo berbunyi.

“Tak kau angkat?” tanya suzy melirik ke layar ponsel, tertera nomor panggilan luar negeri.

“Ani..aku lelah untuk menerima panggilan-panggilan, kajja,” jawab myungsoo.

Suzy mengaitkan lengannya pada myungsoo sambil berjalan. Myungsoo menenteng tasnya dan menyelampirkan jasnya di tangan. Ketika sampai di depan ruangan myungsoo rupanya ada beberapa karyawan yang masih belum pulang karena lembur.

“Oh..kalian sedang lembur?” tanya myungsoo pada karyawannya.

“Ah..ne. Sajangnim sudah kembali dari amerika ternyata,” jaehyun berdiri diikuti dengan yujin dan saehee.

“Ne.. Urusanku sudah selesai,” myungsoo tersenyum. Dia kemudian masuk ke ruangannya sementara suzy menunggu di ambang pintu.

“Apa itu kekasih sajangnim, wahh yeppo,” bisik jaehyun. Suzy yang mendengar bisikan itu menegakkan sedikit dagunya angkuh sambil tersenyum puas.

“Bukankah dia nona muda bae company. Sepertinya mereka memang menjalin hubungan, kau tidak lihat mereka bergandengan tadi,”sahut yujin ikut berbisik.

“Eish.. Maldo andwae. Pasti ini semacam perjodohan perusahaan, lalu sajangnim terpaksa menerimanya. Haruskah aku mengenakan rok yang lebih pendek supaya sajangnim melirikku,” tukas saehee sambil melirik penampilannya sendiri. Suzy mendesis sebal mendengar ucapan saehee. Mulutnya bergerak pelan menggerutu tanpa suara.

“Myungsoo-ah palli…” rengek suzy, suaranya dibuat semanja mungkin, membuat saehee memasang tampang jijiknya. Diliriknya tajam saehee seolah mengatakan aku tunjukkan siapa bosnya di sini.

“Chamkanman,” sahut myungsoo dari dalam.

“Ah palli.. Kalau kau lambat aku pulang saja,” tukas suzy. Myungsoo langsung berjalan meletakkan berkasnya dengan cepat dan berjalan keluar.

“Yaa..yaa..kau bilang kau akan menginap di apartemenku, kenapa sekarang malah mau pulang,” ujar myungsoo. Saehee membulatkan matanya.

“Myungsoo-ah ppopo..” suzy tersenyum sambil mengetuk-ngetuk bibirnya pelan.

“Yaa.. Ada karyawanku. Nanti saja ne,” bisik myungsoo sembari melirik pada 3 karyawannya yang berpura-pura sibuk dengan kertas mereka.

“Kau tak mau,” wajah suzy berubah cemberut.

“Arasseo..arasseo,” dengan cepat myungsoo mencium pipi kanan suzy.

“Ppopo nya nanti saja,” bisik myungsoo sambil tersenyum. Digandengnya tangan suzy kemudian pergi dari sana.

“Eish..mereka benar-benar sepasang kekasih rupanya, sampai sajangnim memperbolehkannya menginap,” runtuk saehee.

Suzy sedang berdiri di balkon apartemen myungsoo sambil menikmati jalanan di luar. Bajunya sudah berganti dengan piyama milik myungsoo yang dipinjamnya. Piyama coklat itu terlihat terlampau besar di badan suzy yang notabene lebih kecil dari myungsoo. Suzy menoleh ke belakang sebentar, ke arah pintu kamar myungsoo. Sepertinya namjanya masih belum selesai membersihkan dirinya, karena suara siulan yang bercampur dengan suara guyuran air masih terdengar dari dalam kamar myungsoo. Dialihkan lagi kepalanya ke depan. 10 menit berlalu suzy masih konsentrasi melihat jalanan di depannya, langit malam terlihat mendung, sepertinya akan turun hujan. Suzy tersentak kaget ketika sepasang tangan kokoh memeluk pinggangnya dari belakang dan mencium pipinya.

“Kau belum tidur? Aku pikir kau sudah tidur,” ujar myungsoo pelan.

“Ani.. Aku belum mengantuk,” sahut suzy sambil memejamkan matanya dna menyandarkan kepalanya ke belakang pada myungsoo. Dia bisa mencium harum segar sabun myungsoo. Tetesan rambut myungsoo yang masih basah juga menetes ke bajunya.

“Myungsoo-ah..” panggil suzy.

“Hemm…” gumam myungsoo sembari mengeratkan pelukannya. Suzy seketika berbalik menghadap myungsoo.

“Kau tidak melupakan sesuatu?” tanya suzy. Jari telunjuknya membuat pola-pola lingkaran kecil di dada myungsoo yang berbalut kaus putih tipis.

“Mwonde?” myungsoo menaikkan satu alisnya heran.

“Kalung.. Kalung cantik yang berliontin clover berdaun empat itu. Kau tak ingin memberikannya padaku? Kata orang clover berdaun empat itu melambangkan keberuntungan…” tutur suzy sambil memandang myungsoo. Myungsoo kemudian teringat kalung yang dia beli di thailand. Suzy memang berulang kali mengatakan dia menyukai kalung itu. Dia sampai lupa pernah membeli kalung itu.

“Mwoya? Kenapa wajahmu begitu. Solma… Kau sudah memberikannya pada yeoja tetangga sebelah eoh!” omel suzy ketika melihat tampang berpikir myungsoo.

“Aniya..mengapa aku harus memberikannya pada jieun,” myungsoo meraih suzy ke dalam pelukannya.

“Karena kau menyukainya dulu. Kalung itu kau beli untuknya kan,” dumel suzy, namun tangannya balas memeluk myungsoo. Myungsoo tertawa pelan.

“Kalung itu bukan untuknya. Aku membeli kalung itu untuk yeoja yang akan menjadi yeojachinguku,” kata myungsoo. Suzy melepas pelukannya dan menatap myungsoo.

“Lalu apa yang kau tunggu, berikan padaku. Aku yeojachingumu,” tukas suzy. Myungsoo tersenyum simpul.

“Najunge..nanti pada saatnya aku akan memberikannya padamu,” senyum myungsoo.

“Eonje?” tanya suzy sambil memicingkan matanya.

“Yaa.. Kenapa kau malah memaksa mengambil kalung daripada menanyakan keadaan namjamu yang tak kau lihat selama hampir seminggu eoh. Kau tak merindukanku?” tanya myungsoo. Suzy tersenyum dan diraihnya leher myungsoo, memeluknya dengan kaki berjinjit.

“Bogo shippeo.. Aku kebosanan kau tak ada di korea. Kau tak melirik yeoja-yeoja amerika kan selama kau di sana,” ujar suzy.

“Aniya.. Untuk apa aku melirik yeoja lain jika yeojachinguku lebih cantik dari mereka,” myungsoo terkekeh.

Bruk~~

Terdengar suara kecil yang berasal dari sebelah. Suzy melepas pelukannya dari myungsoo. Mereka berdua menoleh bersamaan untuk melihat sumber suara yang ternyata berasal dari balkon sebelah. Tepatnya balkon tetangga mereka. Jieun dan suaminya terlihat sedang berciuman panas. Myungsoo dan suzy terbelalak melihatnya. Keduanya sama-sama mengalihkan pandangannya ketika merasa tak sepantasnya melihat pasangan suami istri itu bermesraan yang semakin menjadi.

Myungsoo berdehem sebentar sambil menatap kepala suzy. Suzy sendiri hanya menatap dada myungsoo kikuk. Tak berani menatap mata namjanya. Myungsoo mencoba menghilangkan rasa gugupnya, kenapa rasanya berbeda melihat anak SMA yang berciuman dibanding dengan pasangan sebelah.

“Ehm..kau.. Tak mau tidur sekarang? Ini sudah malam,” ujar myungsoo.

“Eoh..eo..ne.. Palli cha..” balas suzy kikuk segera berjalan ke dalam kamar.

Myungsoo meletakkan guling di tengah-tengah mereka. Suzy membetulkan letak bantalnya kemudian merebahkan dirinya. Ini kali keduanya dia menginap di rumah myungsoo. Toh namjanya adalah namja baik dan bertanggung jawab. Tak ada yang perlu ditakutkan olehnya. Suzy mulai memejamkan matanya ketika ponselnya berbunyi. Didudukkan lagi badannya, myungsoo juga melakukan hal yang sama.

“Waeyo sulli-ah?” tanya suzy begitu mengangkat sambungannya.

“Mwo? Eot..eotteokke..?” pekik suzy. Myungsoo mengerutkan keningnya melihat perubahan wajah suzy.

“Waeyo chagi?” tanya myungsoo usai suzy menutup sambungannya.

“Wonho masuk rumah sakit,” jawab suzy dengan suara bergetar. Dia langsung berdiri hendak ganti baju.

“Mwo?? Eonje?” myungsoo tak kalah terkejut.

“Baru saja. Di mana bajuku. Eish.. Tas ku..ahh eotteokke…” lirih suzy panik. Myungsoo menghembuskan nafas pelan. Namja ini berdiri menghampiri yeojanya yang tengah panik.

“Tenanglah bae suzy. Semua akan baik-baik saja,” myungsoo memegang kedua pundak suzy, mencoba menenangkannya.

“Aku tidak bisa tenang kalau wonho sedang sakit begitu,” pekik suzy. Rasanya seperti ada sesuatu yang menghantam dada myungsoo. Rasa tak nyaman kah? Yeojanya terlihat mengkhawatirkan seseorang yang pernah disukai sebelumnya. Bukankah wajar jika dia merasa suzy terlalu berlebihan sementara dia sedang bersamanya.

“Geure.. Aku antar ke rumah sakit sekarang,” ujar myungsoo akhirnya mengalah.

“Sulli-ah…” suzy segera menyapa sulli begitu dia masuk ke ruang rawat wonho.

“Kalian datang bersama?” sulli menaikkan satu alisnya heran.

“Bagaimana dia?” tanya suzy. Dilihatnya wonho sudah tertidur sepertinya efek obat.

“Mag nya kambuh. Dia menelepon minho oppa dari kantornya, sepertinya sakitnya sudah tak tertahankan. Oppa juga sudah menelepon orang tuanya. Mereka bilang akan segera pulang ke korea,” jelas sulli.

“Eish.. dia pasti terlalu lelah bekerja sampai sering melewatkan jam makannya,” lirih suzy sambil membenarkan selimut wonho.

“Oh ya..apa kalian bisa berjaga di sini untuk malam ini. Aku tak bisa berjaga semalaman,” ucap sulli.

“Eoh geure. Kau kan sedang hamil lebih baik istirahat saja di rumah. Kami yang akan berjaga di sini,” kata myungsoo.

“Eo..gomawo ne.. Aku pulang dulu,” sulli kemudian keluar dari sana.

Myungsoo menatap suzy yang duduk di tepi tempat tidur wonho. Yeoja itu memandang wonho sayu, sambil sesekali mengusap keringat wonho dengan lap yang ada di meja samping. Ditepisnya rasa tak suka yang kini hinggap di hatinya. Tak seharusnya dia merasa cemburu pada sahabatnya sendiri. Apalagi sahabatnya itu sedang sakit, wajar jika suzy memperhatikannya.

****
Wonho membuka kedua matanya perlahan. Dilihat jam di dinding, menunjukkan waktu sudah dini hari. Dia menggeliat pelan merasakan pergelangannya sedikit sakit akibat infus. Dia ingat minho membawanya ke rumah sakit.

“Benar.. Aku pasti di rumah sakit sekarang,” gumamnya sangat pelan.

Dilihat ruangan putih coklat yang dia tempati sekarang. Dia menoleh ke samping kiri. Pandangannya berhenti pada sosok yang ada di sofa putih tak jauh darinya. Meski lampu temaram dia masih bisa melihat sosok itu cukup jelas untuk tahu itu suzy dan myungsoo. Mereka berdua tertidur di sofa bersebelahan. Suzy tertidur dengan kepala bersandar pada bahu myungsoo. Sebelah tangan myungsoo memegang pundak suzy.

“Enggh.. Chuwo..” lenguh suzy tak sadar ketika dia merasa tubuhnya sedikit menggigil.

“Chuwo?” myungsoo mendengar keluh suzy meskipun matanya tetap rapat terpejam.

Masih dengan mata separuh terpejam, tangannya yang bebas membetulkan jaketnya yang dia gunakan menutupi tubuh suzy sejak tadi. Pantas saja suzy mengeluh kedinginan, karena jaket myungsoo merosot dari tubuhnya. Suzy bergerak pelan, mendekatkan dirinya pada myungsoo sembari memeluk pinggang namjanya itu, cukup untuk membuatnya hangat. Myungsoo juga menarik suzy mendekat dalam dekapannya. Tak lama kemudian terdengar suara dengkur halus dari bibir tipis myungsoo. Wonho menghembuskan nafasnya pelan.

“Aniya.. Aku tak boleh begini,” lirihnya masih memandang suzy dan myungsoo. Kemudian dia mengalihkan pandangannya lurus ke langit-langit. Kenapa dia merasa tak rela. Dipejamkan kembali matanya.

“Eunggh..” suzy menggeliat pelan. Tubuhnya terasa nyeri karena semalaman tidur dalam posisi duduk. Myungsoo yang semula tidur merasa kaget dengan pergerakan suzy dan ikut membuka matanya dengan berat.

“Kau sudah bangun?” tanya myungsoo dengan suara serak. Suzy mengangguk sambil meregangkan tangannya. Dilihatnya wonho masih memejamkan mata.

“Myungsoo-ah..aku lapar,” rengek suzy pada myungsoo. Myungsoo melirik jam menunjukkan setengah 6 pagi. Diregangkannya otot-ototnya yang kaku.

“Lapar? Baiklah aku akan pergi ke kantin mencarikanmu makanan,” ujar myungsoo sambil berdiri.

“Pakai jaketmu, di luar dingin,” suzy memakaikan jaket myungsoo yang digunakan untuk menyelimutinya tadi.

Cup~ myungsoo mengecup sekilas bibir suzy begitu suzy menarik resleting jaketnya sampai ke atas.

“Yaa..” pekik suzy pelan dengan suara serak.

“Morning kiss, kkk… Tunggu sebentar ne,”

Suzy berdecak pelan. Myungsoo hanya terkekeh kemudian keluar mencari makanan. Suzy menguap sesekali. Dibukanya tirai supaya cahaya pagi bisa masuk ke dalam. Dia berjalan ke samping tempat tidur wonho dan duduk di kursi sebelah wonho. Tangannya menopang kepalanya pada sisi tempat tidur wonho. Ditatapnya wajah wonho yang tengah tertidur pulas.

“Apa reaksi obatnya masih ada. Kenapa dia tidur lelap sekali. Daebak.. Obat apa yang minho oppa berikan,” gumam suzy pelan.

Rupanya rasa kantuk masih melanda dirinya. Buktinya dia terus menguap. Ditatapnya pintu, myungsoo masih belum kembali. Disandarkan kepalanya di sisi tangan wonho. Matanya mulai terpejam. Beberapa menit kemudian suara dengkur halus mulai terdengar dari bibirnya.

Wonho membuka matanya begitu dia mendengar dengkur halus suzy. Dia sudah terjaga sejak tadi. Hanya saja dia masih ingin memejamkan matanya. Diliriknya suzy. Tangannya kirinya yang bebas infus terangkat ke atas kepala suzy. Ragu sejenak. Kemudian tangannya mendarat juga di kepala suzy. Mengetuk-ngetuk kepala suzy pelan dengan jarinya, seperti kebiasaannya. Suzy masih tertidur pulas tak menyadari tindakan wonho.

“Apa yang harus aku lakukan padamu bae suzy…” lirihnya pelan.

“Kenapa rasanya cukup sulit melihatmu bersama myungsoo. Apa yang aku lakukan sebenarnya,” wonho terus bergumam masih dengan tangan yang berada di puncak kepala suzy.

“Sepertinya benar kata pepatah. Kau akan merasa memiliki jika sudah kehilangan..”

“Lalu aku harus bagaimana terhadapmu. Kyung joon-ah.. Hyeong ragu bisa menepati janji padamu..” lirih wonho memandang suzy sayu.

Wonho terus mengusap kepala suzy tanpa sadar pintu ruangannya sedikit terbuka. Seseorang berdiri mematung di sana sambil memegang kenop pintu. Myungsoo meremas pelan kenop pintu. Rahangnya mengeras, matanya sedikit membulat. Tak sengaja dia mendengar dan melihat semuanya. Melihat pengakuan sahabatnya sendiri pada yeojanya. Darahnya berdesir mendengar pengakuan dari mulut wonho….

TBC~~

Lama update ya..mian ne.. Sibuk selama seminggu kemaren. Harap di mengerti yah reader waktu author nulis gak terlalu banyak sekarang 🙂
Mian for typo..
Show good manner please 🙂

194 thoughts on “Wipe My Tears Part 8

  1. Makin seru aja ni
    Mulai muncul konflik percintaanyaa
    Aaaaaa jgn sampe wonho ngerebut suzy dr myung
    Lebih suka myungzyyyy
    Next partnya dtunggu ¥å庰˚˚°º
    Eonni fightinggggg 😀

  2. Omonaa.. Myung oppa dilanda cemburu tingkat tinggi tuh, aishh wonho sebenernya mau kamu apa sih? Plin plan banget jadi namja. Kalo suka bilang suka dong, jangan disakitin terus suzy nya, suzy udah bahagia sekarang sama myung oppa jangan ganggu mereka jebal.. 😦
    next chapter palli nee authornim, aku menunggu. Keep writing and Hwaitiingg!!!

  3. huaaaaa…. wonho ternyata emang suka ke suzy… bahaya..
    myungsoo oppa jaga suzy eonni dengan baik otte..
    ditunggu next chapnya

  4. Waaa otthokee >< myung gaboleh nyerah, hrus pertahanin suzy pkoknya! Wonho jga gaboleh nyerah *ehhh xD
    Next thor! NEXT~~ *kepo akut 😀

  5. ini cinta segitiga… owowow.. ya ampunn gimana dengan myung sama wonho nantinya.. di tunggu kelanjutannya ya thor ff nya makin keren aja

  6. Cinta segitiga terjadi… kayanya suzy masih terbiasa memperhatikan shin. Jadi dia masih panik sewaktu shin maaul rmah sakit. Semoga.cobaan.ini bisa dilalui myungsoo setelah mendengar pengakuan shin. Daebak. Autnor jjang

  7. Aigoo..setelah lama gak bergelut sama fanfiction karena sibuk berduaan dengan tugas akhirnya skrg kembali juga #plak #curcol
    pas buka wp ini tau-tau wipe my tears udah end aja bahkan udah ada ff baru lagi aigoo berasa aku bener-bener manusia terkuno disini ya T.T
    suzy keliatannya bahagia sekali ya sama myungsoo, keke kalo dipikir-pikir jadi wonho di part ini kayaknya nyesek banget ya, orang yg sebenernya dia suka secara diam-diam pacaran sama sahabatnya sendiri. Tp mau gimana lagi dong hehe aiih, kata+katanya suzy polos banget aktu ketahuan dia pacaran sama myungsoo dirumah sulli XD yaudah deh segini dulu commentnya ne eonni aku baca ke next chapt dulu. Fighting ne^^

  8. Huwaa knpa jadi begini …
    Semoga suzy nanti hatinya gak goyah yah..
    Myungsoo fighting, jgn patah semangat
    Buat chingu yg bikin ff ini daebak daebak..:D

  9. wah wonho keterlaluan waktu suzy jdi miliknya dia menyia2kan truz saat suzy jdi milik myungsoo dia mau ngerebut haduh…..
    makin rumit crita cinta segitiganya apa lgi myungsoo udah cemburu

  10. Ommoo….Wonho…!!!
    Aaaiiihhhhhh,,jd ribet kan???
    Wonho nolak Suzy karna janji na ke Kyung Joon walaupun sebenernya dya suka dan sekarang giliran Suzy ama Myungsoo,,baru deh niat memiliki ada…cckckck
    Myungsoo pst galau berat tuh liat sahabtnya nyimpen perasaan ke pacarnya,,,
    Dan Suzy??? Prasaan nya gmn sbnrnya??? Msh di Wonho atau bener” udh berpindah ke Myungsoo??
    Waadduuh,,kyknya part” kedepannya bakalan berat deh soalnya konfliknya udh mulai berdatangan…
    Next baca lgii…
    Myungzy jjaanngg…. Author jjaanngg…..

  11. ktauan deh kalau klian pacaran
    syook kan…mreka*ga hran
    tom n jerry pacaran

    kau akan merasa memiliki jika sudah kehilangan….won ho-ya apa kau ta rela…..

  12. Nah kan…. Wonho nyesel kan…
    Eisshh setelah menyia”kan suzy, skrg kau akan merebutnya dari sahabatmu?! Ck. Dasar.
    Aigoo.. semoga kedepannya hubungan myungzy akan baik” saja walau aku sendiri tidak yakin 😦 hiks

  13. Akhirnya wonho sadar klo suka sm suzy..konflik apa lg ya kira2 terjadi..ayo myung jaga suzy biar ga pindah ke lain hati..

  14. Wonho suka sma suzy,,aku rasa slama ini wonho nahan perasaanya krena janjiny ke adiknya..
    Apa myungsoo denger semua yg dkatakan wonho d akhir itu..??

  15. aigoo–emang gitu wonho-ah—-kita akan merasa sesuatu berharga saat hal itu sdh tdk mjd milik kita–saat hal itu berada di sekitar kita, kitaterkadang acuh tak acuh..

  16. Aduh udh mulai muncul nh konflik’a nh,, wonho” bingung ama jln pikiran dy, sbnr’a mw dy tuh apa yah ? Omo myungpa dngrn smua omngan wonho apa yg bkln terjadi yah. Next’a aq tunggu yah fighting ne

Leave a comment