Do You Like Me Part 9

image

Main cast : bae suzy – kim myung soo
Support cast : jung soojung, choi minho, others
Rating : PG – 18
Genre : romance, sad, tragedy
Scriptwriter : parkhy @yeonakim26

Be sportif. Dont bashing or plagiat. Feel free to drop comment
Semua POV Author. Bercetak tebal POV Suzy. Cetak miring flashback.

PART 9

Soojung duduk di ruang makan. Dia masih diam dan tak menyentuh makanan di hadapannya sama sekali. Rahangnya mengeras. Ini sudah hari ketiga dia masih belum ke kantor. Suara langkah terdengar, dia menoleh dan melihat tuan jung datang dengan wajah lelah.

“Soojung-ah.. Kau tidak pergi ke kantor?” tanya tuan jung.

“Appa baru datang dari china?” soojung balik bertanya.

“Eoh.. Ada apa dengan wajahmu chagi?” dahi tuan jung berkerut heran. Tak biasanya putri kesayangannya itu membuat wajah datar tanpa ekspresi seperti itu.tuan jung bisa tau kalau soojung sedikit sedih.

“Appa bilang akan selalu membantuku bukan?” lirih soojung dingin.

“Tentu saja, waeyo?” tanya tuan jung duduk di kursinya.

“Bantu aku mengambil myungsoo dari seseorang,” ucap soojung dengan mata berkaca-kaca dan tajam.

~~~

Tuan jung membatalkan niatnya untuk mengambil penerbangan ke pulau jeju setelah berbicara dengan putrinya di meja makan barusan.  Dia sedang duduk di kursi ruang kerjanya. Mencoba mencerna apa yang dikatakan putrinya yang menurutnya sangat tidak masuk akal. Namun melihat putrinya menangis dia sangat tak tega. Seorang jung tak boleh menangis.

“Tuan besar, penerbangan sudah diundur 3 jam lagi, tapi anda harus bertemu beberapa orang terlebih dahulu,” ucap asistennya memberitahu kesibukannya. Tuan jung mengangguk pelan.

“Arasseo.. Han joo-ah, aku ingin kau menyelidiki tentang sesuatu untukku,” titah tuan jung.

“Ne sajangnim, tentu,” asistennya mengangguk patuh.

“Selidiki dengan teliti tentang putri kim siwan. Cari semua detail tentang kim suzy. Ingat..secara detail,” tekan tuan jung.

***

Suzy keluar dari kamarnya. Ini sudah menunjukkan pukul 9 malam tapi belum ada tanda-tanda myungsoo ataupun sunggyu datang. Dia sudah berhenti bekerja sejak 2 bulan lalu karena peemintaan myungsoo, jadi tak banyak yang bisa dia lakukan.

“Agassi.. Anda belum tidur?” han ajumma menyapa suzy.

“Ne ajumma. Aku belum bisa tidur,” jawab suzy.

Dia memang tidak bisa tidur di rumah ini jika myungsoo tidak ada di sebelahnya. Myungsoo akan menyelinap ke kamarnya jika semua sudah tidur dan tidur bersamanya. Dan akan kembali diam-diam ke kamarnya sendiri saat pagi tiba. Selama mereka belum mengaku tentang pernikahan mereka, semua masih akan berlangsung diam-diam.

“Apa agassi masih lapar? Ingin saya siapkan sesuatu?” tawar han ajumma yang tahu suzy akhir-akhir ini sering lapar. Suzy tersenyum kikuk merasa malu atas nafsu makannya yang bertambah. Bagaimanapun dia makan untuk dua orang sekarang.

“Ajumma.. Apa aku terlihat gemuk sekarang?” tanya suzy khawatir. Han ajumma tertawa.

“Hanya terlihat sedikit berisi agassi. Saya tidak pernah melihat agassi makan dengan lahap seperti sekarang. Bukankah itu bagus. Jika agassi berisi berarti sehat,” jawab han ajumma. Suzy tersenyum kikuk.

“Emm kalau begitu aku masuk ke dalam kamar lagi saja,” suzy segera masuk ke dalam kamarnya lagi.

Dia berjalan menuju cermin. Membuka piyama bagian atasnya. Dilihatnya perutnya. Masih kecil memang, tapi dia bisa melihat perutnya sedikit membesar, seperti orang yang makan kekenyangan. Pipi dan lengannya juga sedikit berisi.

“Bulan depan pasti akan semakin besar lagi. Eotteokke?” gumam suzy sambil mengelus-ngelus perutnya lembut.

“Chagiya.. Apa kau rindu appamu?” suzy berbicara dengan perutnya sendiri.

“Eomma juga ingin melihat appamu. Tapi dia masih belum datang,” keluh suzy. Dia kemudian menyandarkan dirinya di punggung tempat tidur. Menggambar sesuatu untuk mengusir rasa bosannya.

Saat asik menggambar suzy mendengar pintu kamar myungsoo yang berada di sebelah kamarnya berbunyi. Dia menghentikan aktifitasnya dan menajamkan telinganya. Suara pintu ditutup lagi. Senyum mengembang di wajahnya. Dia melihat jam di dinding yang menunjukkan pukul 9.

“Malam sekali pulangnya.. Hemm sebentar lagi dia pasti ke sini,” gumam suzy senang. Diletakkannya buku sketsa dan alat tulisnya di samping tempat tidurnya. Menunggu myungsoo yang pasti sedang berganti pakaian dan mandi.

Suzy sudah menunggu hingga setengah jam tapi myungsoo tak masuk juga ke kamarnya. Dia yakin tadi suara pintu kamar myungsoo. Akhirnya dia bangkit berdiri dan keluar dari kamarnya. Beruntung tak ada pembantu yang berkeliaran karena sudah malam. Suzy membuka pintu kamar myungsoo dan tak lupa menguncinya.

“Mwoya ige..” gumam suzy begitu ada di dalam.

Dilihatnya myungsoo terlentang di tempat tidurnya dengan pakaian lengkap. Posisi tidur yang tak beraturan, sepatunya masih terpasang di kakinya yang menggantung ke bawah. Jas dan kemeja masih belum dilepas. Tas kerjanya bahkan masih ada di tempat tidur. Dengkur halus terdengar dari mulutnya.

“Aegi-ya coba kau lihat appamu. Astaga.. Jangan seperti appamu nanti ne, ckck…” gumam suzy sambil mengusap perutnya pelan.

Dia berjalan mendekati myungsoo. Digeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum. Sepertinya suaminya ini terlalu lelah bekerja seharian. Suzy berjongkok dengan susah payah untuk melepaskan sepatu myungsoo. Myungsoo bergerak sedikit ketika merasakan seseorang sedang memegang pergelangan kakinya. Matanya terbuka perlahan sambil berkedip-kedip. Dia melirik ke arah kakinya, matanya membulat melihat suzy berjongkok di lantai.

“Suzy-ah..” pekik myungsoo dengan suara parau. Dia segera mendudukkan badannya.

“Kau sudah bangun? Mian aku membangunkanmu ya?” kata suzy.

“Aigoo.. Jangan duduk di bawah seperti itu, nanti perutmu sakit, berdirilah,” myungsoo memegang kedua lengan suzy membantunya berdiri.

“Jongkok sebentar tidak akan membuat perutku sakit. Kau berlebihan,” cibir suzy.

“Biar saja aku berlebihan, ini kan anak pertama kita. Aku harus menjaganya baik-baik hingga dia lahir nanti, benar kan aegi-ya..” kata myungsoo mengusap perut suzy di hadapannya lalu menciumnya berkali-kali dengan sayang.

“Myungsoo-ah.. Geli…” suzy terkikik pelan sambil menepuk bahu myungsoo.

“Wae.. Aku hanya ingin mencium uri aegi saja. Kalau ada eomma pasti menyenangkan. Dia bisa memberitahu kita apa yang harus dimakan ibu hamil, apa yang tidak boleh dimakan,” lirih myungsoo sambil memeluk pinggang suzy. Menyandarkan kepalanya pada perut suzy. Suzy mengusap kepala myungsoo perlahan, rambut coklat gelapnya terasa halus.

“Tanganmu seperti eomma, hangat,” lirih myungsoo.

“Dan kau baik seperti appaku,” senyum suzy. Myungsoo mendongakkan kepalanya ke atas. Suzy menunduk dan mengecup sekilas bibir myungsoo.

“Mandi dan ganti bajumu, palli. Kau bau,” suzy menutup hidungnya dan membuat ekspresi sebal.

“Arasseo..arasseo..” myungsoo bangkit.

“Emm…suzy.. Kau tak mau menemaniku mandi?” myungsoo tersenyum jahil padanya.

“Nanti saja kalau aeginya sudah lahir, ne” suzy menepuk-nepuk pipi myungsoo sedikit keras, menyadarkan suaminya dari pikiran tak warasnya.

Myungsoo segera masuk ke kamar mandi. Suzy membereskan tas kerja myungsoo yang masih tergeletak di tempat tidur. Kemudian disiapkannya baju tidur untuk myungsoo. tak berapa lama myungsoo keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan handuk putih yang melilit pinggangnya.

“Pulangmu lebih larut dari biasanya malam ini?” tanya suzy sambil memberikan baju myungsoo.

“Ne, semua masih bekerja keras untuk keluar dari krisis. Bahkan hyeong masih belum pulang sewaktu aku pulang. Kerjaannya lebih banyak dariku,” kata myungsoo sambil memakai kaos putih tipis dan celana pendek abu-abunya.

“Bukankah aku sudah menyetujui proyek jepang, kenapa daewoo masih dalam krisis?” tanya suzy berjalan ke kamar mandi untuk meletakkan handuk yang tadi dipakai myungsoo.

“Bukankah sudah kubilang, krisis daewoo juga disebabkan oleh hal lain, bukan hanya ketidak bulatan suara pemegang saham dalam proyek jepang,” myungsoo memeluk pinggang suzy dengan erat dan mencium pipi bulatnya.

“Kau belum tidur karena menungguku?” tanya myungsoo.

“Tentu saja, kenapa kau masih bertanya. Aku tidak tenang tidur sendiri lagi di rumah ini,” jawab suzy sambil memainkan jarinya pada kerah rendah baju myungsoo.

“Berarti aku melakukan tindakan benar dengan menikahimu. Coba bayangkan kalau aku tidak menikahimu lalu kau kembali lagi ke sini, kau pasti tak akan bisa tidur kan sepanjang hari,” senyum myungsoo bangga.

“Ck.. Mana ada alasan seperti itu. Myungsoo ayo kita tidur, punggungku mulai skait lagi,” rengek suzy.

“Geure kajja,” myungsoo mengangkat tubuh suzy ala bridal style dan membaringkannya di tempat tidurnya perlahan. Suzy bergeser sedikit menyisakan ruang untuk myungsoo berbaring di sebelahnya.

Suzy menyandarkan kepalanya pada dada myungsoo begitu namja itu berbaring di sebelahnyal menghirup harus segar myungsoo yang baru saja mandi. Tangan kiri myungsoo mengusap-ngusap lembut puncak kepala suzy. Sementara tangan kanannya berada di pinggang suzy, mendekapnya.

“Mian, tadi aku ketiduran dan tak segera ke kamarmu, membuatmu menungguku,” kata myungsoo masih membelai kepala suzy.

“Emm.. Ara. Kau kecapekan sampai tertidur. Lagipula tak masalah mau di kamarku atau di sini, yang penting kau disampingku,” gumam suzy pelan, matanya tertutup. Myungsoo tersenyum dan mencium kening suzy.

“Di kantor memang sedikit menyibukkan. Apalagi beberapa hari soojung tak datang ke kantor. Hahh.. Menyebalkan,” keluh myungsoo. Suzy langsung membuka matanya dan mendongak menatap myungsoo sebal.

“Wae?” tanya myungsoo heran, tangannya berhenti membelai kepala suzy.

“Kenapa kau sebal soojung tidak masuk kantor? Kau merindukannya eoh! Kau menyebalkan!” pekik suzy. Dia langsung berbalik dengan cepat memunggungi myungsoo. Myungsoo memekik takut karena suzy bergerak sangat cepat.

“Suzy-ah.. Jangan berbalik cepat begitu, hati-hati dengan perutmu,” ujar myungsoo dengan nada khawatir. Dia memegang lengan suzy namun ditepis oleh suzy.

“Jangan khawatirkan aku! Khawatirkan saja soojung,” ucap suzy dingin.

“Kau marah eoh. Mana mungkin aku tidak mengkhawatirkanmu,” myungsoo memeluk suzy erat dari belakang, menyandarkan dagunya di pundak suzy, melirik wajah istrinya yang sedang cemberut.

“Kau menyebalkan. Kau melarangku menemui minho tapi kau sendiri bertemu dengan soojung sampai mengkhawatirkannya karena tidak masuk. Aku tidak suka keluarga jung kau tau itu,” desis suzy sebal.

“Mianhae. Maksudku menyebalkan itu karena dia tidak masuk kerjaanku semakin menumpuk. Biasanya kan ada dia yang mengerjakannya, sekarang hanya aku dan sekretaris jang.  Karena itu aku merasa menyebalkan, aku jadi pulang larut malam dan tak bisa melihatmu secepatnya. Begitu.. Jangan marah ne..” jelas myungsoo semakin memeluk suzy erat. Diam-diam suzy tersenyum, tapi dia tetap diam tak bersuara. Myungsoo mengintip wajah suzy lagi.

“Kau masih marah? Kenapa kau cemburu dengan soojung. Aku hanya akan memandangmu saja, apa kau masih belum percaya padaku,” ucap myungsoo dengan nada sedih yang dibuat-buat. Suzy menoleh dan tersenyum.

“Aigoo..pelan-pelan..pelan-pelan berbaliknya oke..” myungsoo menahan suzy segera ketika yeoja itu akan berbalik lagi. Menahannya supaya dia bergerak perlahan.

“Sudah tidak marah kan?” tanya myungsoo ketika suzy sudah menghadapnya.

“Aku tidak bisa marah padamu lama-lama,” suzy mendekat dan memeluk myungsoo lagi. Yeoja ini suka sekali menyandarkan kepalanya pada dada bidang myungsoo. Merasa sangat aman dan terlindungi jika dia dekat dengan myungsoo. Myungsoo balas mendekap suzy.

“Geure, jangan marah padaku. Itu membuatku tak nyaman,” kirih myungsoo. Suzy menganggukkan kepalanya.

“Lusa abeoji akan tiba, kau siap bicara dengannya?” tanya myungsoo.

“Aku siap mendengarkan penjelasannya. Apapun itu aku akan terima. Dan aku juga siap berbicara tentang kita,” gumam suzy.

“Meskipun jika kenyataannya ayahku terlibat dalam kasus ayahmu, kau tidak akan membenciku kan karena aku seorang kim?” tanya myungsoo.

“Jika itu terjadi.. Mian, jika aku masih sedikit membenci abeoji. Tapi aku tidak akan membencimu. Bagaimana aku bisa membencimu hanya karena kau seorang kim setelah di dalam perutku ini juga ada seorang kim. Kau mau lari dari tanggung jawab eoh, berharap aku membencimu,” tukas suzy. Myungsoo tertawa pelan. Dieratkan lagi dekapannya pada suzy.

“Aniya..bukan begitu. Sepertinya aku harus sangat sangat berterimakasih pada kim kecil bukan, kau tak ikut membenciku karena kehadirannya. Karena dia kau kembali menjadi suzy ku yang dulu,” myungsoo mencium kening suzy hangat.

“Emm.. Jadi kau juga harus menjaganya dengan baik appa..kau tidak boleh membiarkan sesuatu atau siapapun melukainya,” ucap suzy. Myungsoo terkekeh mendengar sebutan appa untuknya. Rasanya seperti ada sebuah tanggung jawab yang harus dia penuhi baik-baik.

“Geure.. Kajja.. Tidur,” myungsoo memejamkan matanya. Suzy hanya berdehem pelan kemudian ikut memejamkan matanya dan tertidur dalam pelukan hangat myungsoo.

***

“Oppa.. Kau lucu.. Seperti panda sipit,” suzy menekankan jari telunjuknya berkali-kali pada kantung mata sunggyu yang hitam sambil tersenyum.

“Jaeminya eoh?” sunggyu menatap suzy lesu dan datar. Membiarkan saja yeoja itu menekan-nekan kantung matanya.

“Ne.. Neomu kyeopda. Aku ingin membelikan aegiku boneka yang punya mata seperti oppa nanti,” kata suzy enteng. Myungsoo di sebelahnya hanya tertawa.

“Yaa.. Neo. Eish.. Oppamu ini tidak bisa tidur dengan tenang, bahkan selalu begadang setiap malam kenapa kau malah mengatakan lucu. Hahh..aku benci menatap dokumen-dokumen itu,” sunggyu menghela nafas lelah

“Tapi mata myungsoo tidak menghitam seperti itu,” ujar suzy menoleh pada myungsoo di sebelahnya, mengamati mata sipit dan tajamnya.

“Tentu saja tidak. Aku kan selalu tidur dengan baik dan tenang,” jawab myungsoo mengunyah makanannya sambil mengusap sudut bibir suzy yang belepotan susu yang diminumnya.

“Bagaimana tidak tenang kalau dia selalu tidur bersamamu, tentu saja dia tenang kalau kau selalu memeluknya waktu tidur. Mana mungkin matanya akan menghitam sepertiku,” dumel sunggyu mengunyah sayurnya sebal.

“Makanya hyeong cepatlah menikah,” bisik myungsoo. Sunggyu hanya berdecak sebal.

“Myungsoo-ah.. Aku boleh ikut ke kantormu ne?” tanya suzy.

“Mwo? Untuk apa kau ikut. Lebih baik istirahat saja di rumah, jangan banyak bergerak,” jawab myungsoo. Suzy memandangnya sebal.

“Myungsoo benar suzy. Di rumah saja, kata orang anak pertama itu sangat rawan sekali. Jangan terlalu banyak bergerak sebelum mencapai 4 sampai 5 bulan,” nasehat sunggyu dengan suara pelan takut terdengar oleh pembantu.

“Waahh.. Sunggyu oppa., kau seperti ajumma-ajumma yang sudah berpengalaman masalah aegi,” takjub suzy yang langsung dihadiahi jitakan kecil di kepala yeoja itu.

“Hyeonggg… Jangan menjitaknya seperti itu. Eish jinjja…” myungsoo mengusap kepala suzy yang habis dijitak sunggyu. Memandang kakaknya itu sebal.

“Aku hanya bosan di rumah terus dan tidak melakukan apa-apa. Boleh ne, aku tidak akan mengganggu, aku janji,” mohon suzy pada myungsoo.

“Hahh..baiklah kau ikut saja. Tapi ingat tidak boleh banyak bergerak, duduk saja di sofa dalam kantorku, arasseo,” myungsoo  mengetuk-ngetuk hidung suzy. Suzy mengangguk.

~~~

“Siapa yeoja yang baru saja masuk ke dalam ruangan kim myungsoo sajangnim itu?”

“Apa itu kekasihnya?”

“Molla,”

“Eish bukan, itu saudaranya. Aku dengar sih begitu”

“Apa keluarga kim punya anak perempuan, wah aku baru tahu,”

“Lebih cocok jadi kekasihnya daripada jadi saudara bukan,”

“Maja, mereka sangat cocok”

Soojung mengepalkan tangannya keras sambil memandang tajam sosok myungsoo yang baru saja masuk ke dalam kantornya bersama suzy. Apalagi mendengar bisik-bisik karyawan di dekatnya ketika melihat suzy datang bersama myungsoo, semakin membuatnya tak senang.

Soojung berdiri hingga kursinya berderit, karyawan itu langsung berhenti bicara dan menatap heran padanya. Soojung berjalan memasuki ruangan myungsoo.

Suzy baru saja duduk di sofa ketika sebuah ketukan terdengar di pintu. Myungsoo berteriak masuk dan pintu terbuka. Begitu pintu terbuka suzy dan soojung bertemu pandang. Ada yang berbeda dengan tatapan soojung kali ini padanya, suzy merasakan hal itu. Sedikit dingin. Tanpa menyapa suzy, soojung berjalan masuk pada myungsoo yang masih belum duduk di kursinya karena baru saja membantu suzy duduk.

“Eo.. Soojung-ah kau sudah masuk. Apa kau baik-baik saja?” tanya myungsoo begitu soojung ada di depannya. Suzy masih memandang soojung lekat, mencoba menelaah perubahan ekspresi soojung.

“Jwesonghamnida atas absenku beberapa hari ini. Ada sedikit masalah tapi semuanya akan baik-baik saja. Aku sedang berusaha menanganinya,” jawab soojung tersenyum simpul, namun ada sedikit penekanan dalam kalimatnya, suzy merasakan itu.

“Oh, geure.. Semoga kau cepat menyelesaikannya. Kalau begitu kembalilah bekerja,” senyum myungsoo. Bukannya berbalik pergi, soojung malah maju selangkah sambil mengulurkan tangannya pada leher myungsoo.

“Dasi mu miring dan tidak rapi myungsoo-ah,” soojung mengulas senyum manis sambil membenahi dasi myungsoo. Suzy memicingkan mata dari sofa. Myungsoo sedikit kaget, tapi dia tidak mungkin menarik dirinya, itu akan menyinggung perasaan soojung. Jadi dia hanya melirik ke arah suzy dengan kaku sementara soojung berlama-lama di dasinya.

“Go..goma..wo,” ujar myungsoo. Soojung tersenyum dan mengangguk.

“Ne..sama-sama. Suzy, sedang apa kau di sini hari ini?” soojung beralih menatap suzy.

“Tidak ada, hanya menemani myungsoo,” jawab suzy santai dari tempat duduknya.

“Geure.. Lebih baik kau menemani oppamu sebelum kau tidak bisa menemaninya bukan,” ujar soojung tersenyum simpul. Suzy membalas soojung tersenyum, entah kenapa kalimat itu seperti alarm bagi nya. Instingnya mengatakan untuk tidak mengambil enteng kalimat soojung.

“Kalau begitu aku permisi,” kata soojung kemudian keluar dari ruangan itu.

Suzy segera beralih menatap myungsoo datar begitu soojung keluar ruangan. Myungsoo menelan saliva dengan berat melihat ekspresi dingin suzy padanya. Dia berjalan menghampiri suzy dan berjongkok di hadapannya, memegang kedua tangan suzy.

“Waeyo? Kenapa kau malah duduk di depanku begini bukannya bekerja. Ada apa lagi memang? Bukankah dasimu sudah rapi?” sindir suzy. Myungsoo semakin meremas tangan suzy bingung.

“Suzy-ah.. Kau marah?” tanya myungsoo.

“Ani.. Untuk apa aku marah. Dasi rangkaianku sepertinya memang tidak bagus dan rapi,” jawab suzy datar. Benar bukan suzy marah padanya, pikir myungsoo. Suzy tak pernah bicara dengan nada dingin begitu padanya.

Myungsoo melepas tangannya yang meremas tangan suzy dan beralih ke lehernya sendiri. Ditariknya kasar dan sembarangan ikatan dasinya hingga terlepas. Suzy mencoba menahan senyumnya melihat myungsoo.

“Lihat.. Aku sudah melepas dasiku yang rapi tadi. Sekarang pasangkan dasiku lagi saja, eotte?” ujar myungsoo.

“Kalau dasinya tidak serapi buatan soojung?” tanya suzy.

“Aku tidak peduli, yang penting buatanmu,” jawab myungsoo tegas. Kedua tangan suzy menarik dasi itu kuat hingga myungsoo sedikit mencondongkan wajahnya pada suzy akibat tarikan di lehernya. Suzy mengembangkan senyumnya.

“Sudah tidak marah lagi padaku kan?” tanya myungsoo pelan sambil menatap suzy yang tersenyum dalam jarak 5 senti di depannya ini.

“Tak ada yang boleh memasangkan dasimu selain aku. Aku tak suka melihat yeoja lain dalam jarak sedekat itu denganmu,” desis suzy sebal.

“Arasseo.. Hanya kau yang akan mengikat dasiku seumur hidupku. Aigoo.. Uri anae kenapa sangat pencemburu akhir-akhir ini eoh. Kau tak pernah seperti itu dulu,” myungsoo memicingkan mata. Bukannya mengikat dasi myungsoo, dia malah menepuk-nepuk kemeja myungsoo seolah ada debu di sana.

“Em.. Entahlah. Aku hanya tak suka kau terlalu bersinar. Kenapa kau tumbuh dewasa begitu tampan. Itu hanya akan membuat yeoja-yeoja melirikmu,” cibir suzy.

“Tapi aku hanya melihatmu bukan? Aku tak pernah melirik yeoja lain,” ujar myungsoo tersenyum.

“Benar juga.. Apa aku harus memberimu hadiah,” suzy ikut tersenyum.

“Tentu saja harus. Di sini.. Dan aku maunya lama. Emm.. Sepuluh menit mungkin,” myungsoo mengetuk-ngetuk bibirnya dengan jari telunjuk.

“Arasseo..kemarilah,” suzy tersenyum dan menarik dasi myungsoo. Membuat namja yang berjongkok itu sedikit berdiri. Matanya terpejam dan condong ke wajah suzy.

“Yaa!! Astagaaa!!” pekik sunggyu ketika membuka pintu.

Myungsoo dan suzy yang sudah hampir bersentuhan segera membuka mata mereka dan menoleh ke arah pintu. Sunggyu segera menutup rapat pintu ruangan myungsoo dan menghampiri mereka. Ditariknya kerah belakang baju myungsoo hingga namja itu berdiri dan meronta minta dilepaskan.

“Waeyo hyeong…” sebal myungsoo sambil membenahi kemejanya yang berantakan. Sunggyu memijit kepalanya pelan.

“Suzy.. Berdirilah. Kau di ruang oppa saja ne, jangan disini,” ucap sunggyu membantu suzy berdiri perlahan. Suzy bingung, namun dia menurut.

“Hyeong…kenapa kau membawa istriku,” cegah myungsoo menahan tangan sunggyu. Suzy hanya mengerjapkan matanya bingung.

“Jika suzy di sini kau tidak akan bisa berkonsentrasi babo. Eish.. Pagi-pagi sudah begini. Selama kau tidak segera mengaku pada abeoji tentang kalian jangan harap aku akan membiarkan adik perempuanku berdekatan dengan nappeun namja sepertimu anak nakal,” sunggyu memicingkan matanya yang sudah sipit.

“Hyeong.. Aku kan juga adikmu,” seru myungsoo.

“Tapi di mataku sekarang kau adalah nappeun namja yang tidak bertanggung jawab pada adik perempuanku,” tukas sunggyu.

“Hyeong, aku sudah bertanggung jawab, aku menikahinya dan pernikahan kami terdaftar legal di catatan sipil, kau boleh memeriksanya” bela myungsoo. Suzy mengangguk.

“Bukan itu anak nakal. Sampai kapan kau mau membuat adikku bermain sembunyi-sembunyi begini. Amutdeun, hari ini dia akan bersamaku.  Suzy-ah kajja.. Oppa akan memberikanmu makanan yang kau suka,” sunggyu beralih pada suzy, mengacuhkan myungsoo yang sudah memandang sebal padanya.

“Geure oppa, kajja..” kata suzy. Myungsoo memandang tak percaya pada suzy. Sunggyu kemudian membawa suzy dari sana.

“Yaa.. Dasiku,” myungsoo menunjuk dasinya yang masih tak terikat dan hanya tersampir di lehernya. Suzy berbalik dan menatap myungsoo.

“Ah..benar. Neo.. Kim myungsoo, biarkan dasimu seperti itu, jangan biarkan orang lain mengikatnya, arasseo. Kalau aku lihat dasimu terikat, jangan masuk ke kamarku nanti malam,” suzy memberikan tatapan mengintimidasi, sementara sunggyu menahan tawanya melihat ekspresi myungsoo yang mendumel.

“Bagus kalau kau mengerti. Aegi-ya.. Sampaikan salam pada appa..appa sampai jumpa,” suzy mengelus perutnya sambil menirukan suara anak kecil.

“Kau sebaiknya segera persiapkan dirimu, abeoji akan tiba di rumah malam ini. Susun kalimat yang akan kau ucapkan padanya nanti. Suzy-ah.. Kajja..” sunggyu dan suzy keluar dari ruangan itu, meninggalkan myungsoo yang menghembuskan nafas berat.

~~~

“Appa..bagaimana? Apa paman kim sudah setuju?” tanya soojung di sela makan siangnya dengan tuan jung.

“Siwan masih belum memberi tanggapan. Dia terlalu sibuk untuk mengurus perjodohan kalian,” jawab tuan jung.

“Tapi appa tidak boleh ingkar janji. Myungsoo harus menjadi milikku, bukan suzy,” ujar soojung dingin.

“Kau tenang saja. Anak appa selalu mendapatkan apa yang dia mau. Lagipula mana bisa mereka bersama. Itu hubungan yang terlarang. Siwan tidak akan membiarkannya,” tuan jung menyuap daging ke mulutnya.

“Han joo-ah.. Apa kau sudah mendapatkan informasi tentang kim suzy?” tanya tuan jung pada asisten kepercayaannya.

“Orang kita masih mencari informasi yang tuan minta, akan segera selesai tuan,” hanjoo menundukkan kepalanya sebentar.

“Hemm…bagus,” gumam tuan kim.

~~~

“Ajumma.. Apa suzy di kamarnya?” tanya myungsoo begitu sampai di rumah.

“Ne soo goon. Agassi tidur sejak tadi sepulang dari kantor anda,” han ajumma mengangguk sembari tersenyum. Suzy memang pulang lebih dulu tadi. Setelah makan siang myungsoo meminta sekretaris jang untuk mengantarnya pulang agar dia bisa beristirahat.

“Apa abeoji sudah datang?” tanya myungsoo.

“Ne, tuan besar baru saja tiba setengah jam sebelum anda. Sepertinya beliau sedang beristirahat sekarang,” jawab han ajumma.

“Jadi abeoji belum bertemu suzy sama sekali?” myungsoo terus bertanya.

“Belum, karena agassi sama sekali tidak keluar kamar. Apa agassi sedang sakit?” han ajumma khawatir. Myungsoo mengerutkan keningnya.

“Sepertinya tadi dia baik-baik saja. Aku akan melihat ke kamarnya,” ucap myungsoo. Han ajumma mengangguk mengerti.

Myungsoo segera naik ke atas dan menuju langsung ke kamar suzy. Dibukanya perlahan pintu kamar suzy. Myungsoo tersenyum ketika melihat istrinya sedang tidur pulas sambil memiringkan badannya ke kiri. Setelah menutup pintu, myungsoo duduk di tepi ranjang suzy, tersenyum melihat betapa nyenyaknya suzy seperti bayi. Wajah suzy meringis seperti kesakitan.

“Ah sakit..pung..gung..kuu,” lirih suzy tak sadar. Myungsoo tersenyum kecil mendengar suzy mengigau. Tangannya bergerak mengusap-ngusap pelan punggung suzy hingga wajahnya yang semula meringis mengendur dan tenang kembali.

“Yaahh… Kau seperti anak kecil saja. Sudah berapa lama kau tidur eoh,” gumam myungsoo sangat pelan.

Selama hampir sepuluh menit myungsoo terus mengusap punggung suzy. Hingga akhirnya yeoja itu menggeliat dan perlahan membuka matanya yang masih berat.

“Sudah bangun dari tidurmu tuan putri?” myungsoo mendaratkan kecupan singkat di bibir suzy begitu dia terbangun.

“Kapan kau datang?” tanya suzy dengan suara serak khas bangun tidur. Dia lalu mendudukkan dirinya. Begitu duduk dia langsung memeluk leher myungsoo erat.

“Waeyo?” tanya myungsoo. Suzy menggelengkan kepalanya.

“Aniya geunyang.. Hanya ingin memelukmu. Teruskan mengusap punggungku. Kalau diusap begitu sakitnya hilang,” rengek suzy.

“Geure..geure.. Yaa, bukankah kau beruntung menemukan suami seperhatian aku eoh,” kelakar myungsoo sambil terus mengusap punggung suzy.

“Emmm…” gumam suzy masih memeluk myungsoo.

“Kau tahu, abeoji sudah datang,” ucap myungsoo. Suzy langsung melepaskan pelukannya dan menatap myungsoo lekat. Myungsoo meraih tangan suzy dan menggenggamnya erat-erat.

“Aku akan bicara dengannya setelah ini, kau ikut denganku kan?” tanya myungsoo. Mata tajamnya menatap mata bulat suzy. Suzy tersenyum dan mengangguk.

“Kajja..” ajak suzy. Myungsoo menarik nafas panjang sejenak kemudian mengangguk.

~~~

“Myungsoo.. Aku takut,” lirih suzy pelan di depan ruang kerja tuan kim. Han ajumma mengatakan bahwa tuan kim baru saja masuk ke ruang kerjanya.

“Ada aku di sini, gojongma. Aku akan selalu disampingmu,” bisik myungsoo. Dia sedikit menunduk untuk mencium pipi suzy lembut sambil mengusap kepalanya pelan. Suzy tersenyum, digenggamnya tangan myungsoo erat sementara myungsoo mulai mengetuk pintu ruang kerja ayahnya.

Tuan kim sedang berkutat di mejanya. Dia segera melepas kacamatanya dan menyingkirkan berkas-berkasnya begitu suzy dan myungsoo masuk ke dalam.

“Suzy.. Kau pulang nak,” tuan kim mengulas senyum simpul. Kentara sekali wajahnya kaget melihat suzy.

Suzy mengeratkan genggaman tangannya pada myungsoo begitu melihat tuan kim. Tak bisa dipungkiri rasa benci itu ada, namun dikesampingkannya mengingat bagaimanapun namja paruh baya di depannya adalah mertuanya dan kakek bayi yang dikandungnya. Tuan kim sekilas melirik ke arah tangan suzy yang terlihat memegang myungsoo erat. Tuan kim menangkap seolah suzy sangat benci dan takut di dekatnya.

“Ada yang ingin kami bicarakan pada abeoji,” myungsoo membuka suaranya.

“Ada yang ingin abeoji bicarakan juga dengan kalian berdua. Pertama denganmu dan tentu saja dengan suzy. Aku sudah berjanji akan menjelaskan semuanya bukan pada suzy,” ujar tuan kim lelah. Dihembuskannya nafas panjang.

“Ne aboeji, silahkan berbicaralah. Kami akan mendengarkan,” kata myungsoo sopan.

“Pertama aku akan menyampaikan sesuatu untukmu myungsoo. Begini, tuan jung meminta abeoji untuk menjodohkanmu dengan soojung. Soojung anak yang baik dan tuan jung bilang dia menyukaimu, jadi…”

“Abeoji….!” pekik myungsoo memotong ucapan tuan kim dengan nada tak percaya.

Suzy merasakan dadanya terasa sesak mendengar apa yang disampaikan tuan kim. Tangannya yang bebas meremas baju yang menyelimuti perutnya. Apa yang akan terjadi padanya..dan bayinya..

Apa kau akan meninggalkanku myungsoo? Apa kau akan pergi meninggalkanku seperti eomma dan appa?.. Eotteokke…

Myungsoo sudah hendak membantah ucapan ayahnya ketika dia merasakan tangan yang menggenggamnya erat semakin mengendur. Myungsoo segera menoleh pada tangannya dan menoleh pada suzy. Suzy menatap myungsoo dengan mata terluka. Dia menarik tangannya dari genggaman tangan myungsoo dan berlari keluar dari sana.

“Suzy…Suzy…arghh…,” myungsoo memekik frustasi.

TBC

2part lagi end ya… 🙂
Gomawo semua yg udah komen..kalian readers jjang 🙂

149 thoughts on “Do You Like Me Part 9

  1. Ya ampun kok soojung jahat gt seh. Kasian myungzynya. Semoga tuan kim nggak jdi ngejodohin myung sma soojung. Ditunggu kelanjutannya thor

  2. omoo..tuan kiim peliis..
    myung itu suka ama suzy.. jangan dipisahin donk..
    curiga ada akal liciknya tuang jung niih..
    semoga ga ngeganggu myungzy 😦

  3. soojung jahat dah sebel elah-_- merusak kebahagian orang aja elah, kalo myungsoo bilang suzy hamil kyknya ga bakal jadi deh dijodohinnya iya kan/? /wht

  4. Kyaaaaaaaaa nappeun!!!!! Ga relaaaaaaa! Aduh jgn sampe jii eonnie knpa” nih… gomawo author-nim udah buat ff ini. Aku seneng bgt lagi range postnya ga jauh, jd masih inget part kemarin ^^ gomawo udah korbanin waktu yg berharga author utk bikin ff ini. I love u! Happy ending please!!!

  5. Yaa!!! Soojung sialann. Jgn ganggu takdir org lain. Cari takdir lu sendiri dong. Sama minho aja gih. Cocok deh kalian 🙂 *smirk

  6. Jung Soojung!!!! Picik bgt dya ngandelin appanya untuk membujuk Tn. Kim….
    Kasian Suzy,,
    Myungsoo pst nolak kan??? Gk mungkn dya ninggalin Suzy dan calon aegi….
    Bener” emosi q ama Soojung jg appanya di part ini,, semoga perjodohannya batal biar Soojung tau rasa!!
    Next part…….

  7. sumpahhh… buruk bgt ni… bagi kelangsungan hubungan myungzy gara8 soo jung…. hedehhh….
    bikin emosi aja….

  8. Aiggoo kelakuan soojung eonni bikin eomosi .
    Egois jugaa huaaa eonni soojung cpt sadar ne . Myung oppa adh punya suzy.
    Myungzy jjang.

Leave a comment