Do You Like Me? Part 5

image

Main cast : bae suzy – kim myung soo
Support cast : jung soojung, choi minho, others
Rating : PG-19
Genre : romance, sad, tragedy
Scriptwriter : parkhy

Be sportif. Dont bashing or plagiat…
PART 5

“Sajangnim.. Mobil sudah siap,” kata asisten tuan kim membuyarkan lamunan namja paruh baya itu.

“Hemm kajja,” kata tuan kim. Asistennya mengangguk dan mengikuti dari belakang. Tuan kim berusaha tidak mengingat kejadian yang baru saja dia lihat tanpa sengaja. Dia melihat putra kebanggaannya berciuman.. Dengan putrinya. Meskipun yeoja itu bukan putri kandungnya..

Sementara itu di bawah tangga dua orang masih berada dalam dunia mereka sendiri. Bibir mereka masih bertautan dengan mesranya, sampai suzy membuka kedua matanya dan menjauhkan wajahnya. Tangannya yang berada di bahu myungsoo dilepaskannya. Myungsoo mengernyitkan dahinya.

“Aniya..aniya.. Aku tidak butuh lagi obat semacam itu,” gumam suzy pelan, tapi myungsoo bisa mendengarnya.

“Itu bukan obat suzy.. Itu perasaanku padamu sebagai seorang namja,” kata myungsoo. Suzy mendorong myungsoo pelan, mengisyaratkan namja itu untuk tidak mendekat lagi padanya. Karena pertahanannya selama dua tahun ini bisa saja runtuh jika myungsoo menyentuhnya lagi. Bahkan sudah hampir runtuh saat ini.

“Aniya.. Aniya.. Bukan seperti ini. Aku tidak bisa seperti ini,,” ujar suzy emnggelengkan kepalanya dengan cepat. Suaranya terdengar frustasi. Dia mendorong myungsoo supaya dia bisa pergi dari sana. Myungsoo hendak berlari mengejar suzy ketika sebuah suara memanggilnya dari atas.

“Myungsoo-ah.. Aku mencarimu kemana-mana, kau dari mana saja,”soojung turun dari tangga tergesa-gesa begitu melihat myungsoo. Karena sempat menoleh pada soojung myungsoo jadi kehilangan pandangannya pada suzy yang sekarang entah ke mana. Dia menghembuskan nafas pelan.

“Eo? Dari toilet,” jawab myungsoo asal.

“Apa kau melihat suzy? Minho mencarinya juga tadi. Kau tidak bersamanya?” tanya soojung.

“A..ani. Mungkin dia pulang. Kajja aku antar kau pulang,” kata myungsoo kemudian berjalan menuju pintu keluar. Soojung menghela nafas pelan. Dia masih ingin menghabiskan waktu dengan myungsoo sebenarnya. Akhirnya dia berlari mengejar myungsoo yang terlebih dahulu berjalan.

***

Setiap ada bunyi bel berbunyi jantung suzy selalu berdebar beberapa hari ini. Khawatir jika myungsoo yang datang. Selama dua hari myungsoo selalu mengetuk pintu apartemennya, ataupun meneleponnya. Namun suzy tak menghiraukannya. Dia takut untuk bertemu myungsoo setlah kejadian di bawah tangga hotel. Takut pertahanan yang dibuatnya runtuh. Takut upayanya untuk menuntut balas pada keluarga kim dan jung batal. Dia menghembuskan nafas lega ketika melihat wajah minho yang terpampang di intercom.

“Beberapa hari ini kau tidak terlihat tenang. Waeyo?” tanya minho begitu suzy membuka pintunya.

“Aniya. Genyang..masalah pekerjaan,” suzy beralasan. Minho masuk dan duduk di meja makan seperti biasanya.

“Tuan kang bersedia menjual sahamnya. Rumor tentang krisis ekonomi yang sengaja pamanku sebarkan rupanya berpengaruh padanya. Ditambah dengan saham sebelumnya, jadi saat ini bae suzy berhasil menguasai saham 25% daewoo corporation. Tanpa ada yang tau,” minho mengakhiri penjelasannya sambil menyerahkan berkas yang dikirim pamannya dari jepang. Suzy tersenyum menerimanya.

“Jadi, sekarang mereka tidak akan bisa mengambil kepetusuan tanpa suara bulat dariku bukan. Akan sangat mudah menggoncang mereka dari dalam sekarang,” gumam suzy.

“Suzy.. Apa kau tidak sebaiknya menghentikan ini. Kim myungsoo.. Dia terlihat sangat memperhatikanmu. Tidakkah kau merasa ini terlalu jauh?” minho menghela nafasnya pelan.

“Aku hanya berusaha mencari keadilan di sini choi minho. Untuk appaku. Mereka harus bertanggung jawab atas luka yang aku dapat,” kata suzy tajam.

“Lukamu tak akan bisa sembuh jika seperti ini. Kau hanya akan menambah luka baru,” ujar minho.

“Kau ada di pihakku atau tidak?” suzy bertanya serius.

“Tentu saja aku di pihakmu. Karena aku menyukaimu..” jawab minho.

“Sudah kubilang jangan mengatakan kalimat itu lagi,” desis suzy dingin.
Minho kembali menghela nafas. Berapa kali pun dia mengatakan kalimat itu pada suzy, yeoja itu pasti akan bersikap dingin padanya. Dia tak pernah tau apa yang salah dengan kalimatnya. Tak pernah tau kesalahannya karena yeoja itu tak pernah mengatakan apapun padanya. Minho berusaha menyembuhkan luka suzy, tapi yeoja itu sendiri yang seakan tidak menerima usahanya untuk menyembuhkannya.

***

“Tuan .. Sepertinya perusahaan sedang terguncang. Ada beberapa pemegang saham yang menolak untuk menyetujui pengembangan proyek jepang tanpa alasan. Jika terus dibiarkan kita bisa rugi besar,” lapor asisten pribadi tuan kim.

“Segera selidiki tentang pemegang saham itu sampai ke akarnya dan alasan mereka tidak menyetujui proyek itu,” perintah tuan kim.

“Ne sajangnim,” asisten itu mengangguk patuh.

~~~

“Myungsoo.. Ini dokumen lama yang kau minta. Sepertinya semua sedang bekerja keras mengatasi krisis bukan? Kenapa kau malah meminta dokumen lama ini?” tanya soojung begitu dia meletakkan berkas yang diminta myungsoo.

“Aku dengar hal seperti ini pernah terjadi sebelumnya. Maka dari itu aku akan memeriksanya untuk mencari jalan keluar,” jawab myungsoo.

“Apa perlu aku bantu?” tawar soojung sambil tersenyum.

“Aniya.. Kau lanjutkan saja pekerjaanmu lagi. Aku akan menanganinya sendiri,” jawab myungsoo masih belum mengalihkan pandangannya dari kertas di hadapannya.

“Baiklah..” soojung merasa kecewa. Dia ingin menghabiskan lebih banyak waktu lagi dengan myungsoo. Dia keluar dari ruangan itu.

Myungsoo hendak mengambil ponselnya ketika tak sengaja sikutnya menyenggol tumpukan berkas yang diletakkan soojung. Dia mendesis sambil memungut kertas yang jatuh. Matanya berhenti ketika menangkap sesuatu yang tidak asing. Berkas dengan judul daftar pemegang saham 2001-2008. Perhatiannya tertuju pada sebuah nama.. Bae insoo. Dia tahu itu nama ayah suzy, tapi tak pernah tau ternyata merupakan salah satu pemilik saham.

Dibacanya dengan teliti tentang ayah suzy. Myungsoo baru tahu tentang kasus korupsi bae insoo hingga dia berakhir di penjara, termasuk tentang pengalihan saham bae insoo pada jung hyunji. Dahi myungsoo berkerut sedikit. Entah kenapa ada yang mengusik perhatiannya pada pengalihan saham ini.

“Sekretaris jang, aku ingin meminta mu untuk menyelidiki sesuatu,” myungsoo berbicara lewat sambungan dengan asistennya.

~~~

“Kenapa suzy tidak ikut makan malam dengan kita?” tanya soojung. Hari ini keluarga tuan jung dan tuan kim sedang makan malam bersama di rumah keluarga kim. Tuan jung bersikeras mendekatkan soojung dengan myungsoo.

“Dia tidak tinggal di sini,” jawab myungsoo. Tuan kim yang sedang memotong daging sempat menghentikan aktivitasnya mendengar suzy di sebut. Dia menoleh ke arah myungsoo yang terlihat konsentrasi dengan makanannya.

“Suzy memutuskan tinggal di apartemen karena dekat dengan tempat kerjanya,” kini tuan kim yang angkat bicara. Myungsoo mengernyit sebentar, biasanya ayahnya tak pernah banyak bicara mengenai suzy. Soojung dan tuan jung mengangguk.

“Myungsoo, bagaimana dengan hubunganmu dengan soojung? Apakah kalian semakin dekat?” tanya tuan jung tersenyum.

“Appa..” soojung menyikut appanya dan tersipu.

“Dia selalu memuji cara bekerjamu setiap hari sampai aku bosan mendengarnya berulang kali. Hahaha. Sepertinya dia sangat menyukaimu,” tuan jung tertawa. Membuat soojung semakin menundukkan kepalanya malu.

“Siwan-ah.. Bukankah bagus jika mereka benar-benar menikah. Posisi kedua keluarga akan semakin kuat bukan. Apalagi soojung sepertinya menyukai myungsoo.

“Jweseonghamnida paman. Tapi saya mempunyai seseorang yang saya cintai sendiri. Dan saya hanya akan menikahinya,” myungsoo tiba-tiba menyela. Soojung mengepalkan tangannya erat. Hatinya sakit mendengar ucapan myungsoo.

“Kim myungsoo jaga ucapanmu,” bentak tuan kim.

“Maaf kalau saya lancang paman jung. Silahkan nikmati makan malamnya. Saya permisi,” senyum myungsoo kalem. Dia berdiri membungkuk pada mereka lalu meninggalkan meja makan.

“Sudah kubilang jangan membahas soal ini dulu pada myungsoo,” kata tuan kim tajam.

“Mana aku tahu responnya seperti itu. Tenang saja. Uri soojung pasti bisa meluluhkan hati putramu itu,” sahut tuan jung percaya diri. Soojung di sebelahnya hanya bisa tersenyum lemah. Tak merasa yakin dengan ucapan ayahnya.

~~~

Suzy melangkah masuk ke dalam rumah keluarga kim. Tuan kim yang bilang ingin mengobrol dengannya karena sudah lama tidak mengobrol dengan suzy. Hari masih sore, myungsoo belum pulang dari kantor. Jadi suzy tak perlu khawatir bertemu dengan namja itu.

“Agassi.. Sudah lama tak pulang kerumah. Bibi merindukanmu. Kau mau bibi buatkan kue seperti biasanya?” sapa han ajumma begitu melihat suzy datang.

“Aniyo ajumma. Aku baru saja makan. Tapi ajumma harus membuatkanku lain kali,” jawab suzy sambil tersenyum.

“Pasti agassi. Akan aku buatkan yang paling enak,” han ajumma tertawa.

“Suzy-ah..” suara tuan kim yang baru turun dari tangga. Suzy menoleh ke atas menatap sosok paruh baya yang tengah menuruni tangga itu. Dadanya sedikit bergemuruh melihat sosok yang membuat ayahnya menderita ini. Namun kemudian suzy mengulas senyum menutupi amarahnya.

“Ne.. Abeoji. Apa ada yang abeoji ingin bicarakan hingga memanggilku ke sini?” suzy tetap memaksa mengulas senyum. Suzy tahu tuan kim bukanlah tipe orang yang akan memanggil anaknya meski dia merindukan anaknya. Sama sekali bukan tipe orangbyang bersikap manis.

“Jangan berkata seperti itu nak, sudah seharusnya kau pulang ke sini, inikan rumahmu juga,” senyum tuan kim.

“Ada yang abeoji ingin bicarakan kan denganku?” ujar suzy tanpa basa basi.

“Emm.. Kajja. Kita bicara di ruang kerja,” tuan kim menghela nafas lalu berjalan ke ruang kerja. Suzy mengikuti di belakangnya. Tuan kim dusuk di kursinya yang besar, empuk dan kecoklatan itu. Dia menatap suzy sayu. Ada guratan kelelahan di kedua matanay menatap yeoja di depannya. Mengingatkannya pada sahabatnya, bae in soo.

“Sejak kapan kau menggunakan nama aslimu nak?” tanya tuan kim pelan. Senyum yang suzy tunjukkan memudar. Pandangan mata suzy berubah dari awalnya manis seperti anjing menjadi setajam elang.

“Kau mulai menggunakan nama aslimu bukan sekarang?” tuan kim bersuara lagi melihat suzy yang masih diam. Suzy mengangguk mantab.

“Ne.. Sejak 2 tahun yang lalu,” suzy kembali tersenyum. Tuan kim menghela nafas. Suzy tau ini bukan pembicaraan antara ayah dan anak yang lama tak bertemu.

“Ada goncangan dalam daewoo. Beberapa pemegang saham tak bisa memberikan suara bulat. Apa ini ada hubungannya dengan nama aslimu yang ternyata pemilik dari 25% saham daewoo suzy?” tanya tuan kim lagi. Ada sedikit penekanan dalam bicaranya. Asistennya yang memberikan laporan tentang semua ini padanya. Betapa terkejutnya tuan kim mengetahui nama di balik pemegang saham yang baru itu. Suzy menyilangkan kedua kakinya.

“Ne.. Majayo. Saham itu memang milikku, bae suzy..” jawab suzy jujur. Toh tak ada gunanya berbohong dengan tuan kim. Suzy tau pasti pria ini akan menyelidiki semuanya dengan teliti.

“Kenapa kau tidak menyetujui proyek jepang nak?,” ada suara lelah dalam suara tuan kim.

“Untuk menghancurkan daewoo corporation dari dalam. Seperti yang kau lakukan pada appaku,” kini ucapan suzy menajam. Suzy bisa melihat ekspresi terkejut terlihat jelas di wajah tuan kim yang mulai menua.

“Neo..neo.. Sudah tau,”

“Tentu saja a-beo-ji,” ada penekanan dalam kata yang diucapkan suzy. Matanya menatap tuan kim sinis.

“Wae? Terkejut? Geure, aku bisa memakluminya.

“Apa karena ini kau melakukan semuanya nak?”

“Jangan memanggilku anak tuan kim. Aku bukan anakmu. Aku hanya anak orang yang kau hancurkan hidupnya,” pekik suzy dengan mata berkca-kaca.

“Suzy-ah.. Mianhae.. Maafkan abeoji.. Abeoji tid..”

“Mianhae? Setelah kau memasukkan ayahku ke penjara karena sesuatu yang sama sekali tidak dia lakukan kau mengatakan mianhae. Apa anda tahu tuan kim yang terhormat. Anda telah mengambil kebahagian appaku, eommaku dan aku. Ah.. Bukan hanya anda bukan? Tapi jung hyunji juga.. Kalian berkomplot bukan,” decak suzy sinis.

“Suzy-ah.. Dengarkan dulu nak. Abeoji tidak bermaksud melakukan semua itu. Appamu sudah memaafkan aboeji apa kau tidak mau memaafkan abeoji nak?”

“Mwo? Appa memaafkanmu? Geojitmal!” pekik suzy.

Kebohongan apa lagi ini. Appa tahu dan dia memaafkan orang sepertimu yang membuatnya hancur. Kalian semua pembohong. Kalian semua pembohong..

“Suzy.. Abeoji sudah meminta maaf pada ayahmu. Bukan abeoji yang melakukannya pada ayahmu nak. Bukan..”

Lagi-lagi suzy memotong ucapan tuan kim.

“Kalau anda pikir dengan mengatakan appa memaafkan anda, aku akan membuatku melunak pada daewoo anda salah tuan. Aku tak akan percaya pada pembohong seperti anda!” pekik suzy. Kini air matanya sudah mengalir. Jika orang di depannya bilang appanya sudah memaafkan kesalahannya, lalu untuk apa semua ini. Dia melakukan semua ini untuk appanya. Karena dia merasa appanya tidak akan memaafkan mereka.

Suzy segera keluar dari ruangan itu. Berada di sana hanya akan semakin mengacaukan pikirannya. Tuan kim menghembuskan nafas frustasi.

“Insoo-ah.. Apa benar kau masih belum memaafkanku? Kau bilang kau sudah memaafkanku. Tapi kenapa melihat kebencian di mata putrimu seolah kau belum memaafkanku..” lirih tuan kim.

Suzy berjalan keluar dari ruang kerja tuan kim sambil menangis. Tidak menyadari dari arah pintu myungsoo baru datang bersama soojung. Myungsoo terkejut melihat suzy keluar dari ruang kerja ayahnya dengan keadaan menangis dan kacau. Dia tak pernah melihat suzy dengan keadaan seperti itu di dalam rumah. Karena di dalam rumah suzy tak pernah menangis. Soojung juga ikut membulatkan matanya terkejut.

“Suzy-ah.. Gwenchana? Kau kenapa?” tanya myungsoo khawatir. Dia menghadang suzy dan memegang bahunya.

“Jangan menyentuhku! Kalian semua pembohong!” hardik suzy menatap myungsoo penuh amarah. Myungsoo terkejut bukan main. Tak pernah suzy menatapnya seperti itu.

“Suzy.. Kau baik-baik saja?” soojung ikut bertanya takut-takut. Suzy melengos menyadari ternyata soojung datang bersama myungsoo. Membuat hatinya semakin kacau.

“Suzy-ah jebal..katakan padaku kau kenapa?” myungsoo masih menuntut penjelasan suzy. Ditepisnya dengan kasar tangan myungsoo di pundaknya.

“Jangan berbicara lagi padaku. Kalian semua membohongiku!” pekik suzy kemudian berlari keluar. Saat hendak menyusul suzy soojung menahan lengan myungsoo. Menggeleng, menyuruhnya untuk tidak mengejar suzy.

“Dia butuh sendiri myungsoo,” kata soojung.

“Tapi dia tidak bisa ditinggal sendiri dalam keadaan seperti itu,” racau myungsoo kalut.

“Bagaimanapun dia yeoja. Seorang yeoja butuh waktunya sendiri jika dia sedang sedih. Adikmu pasti ingin menenangkan dirinya sendiri,” ujar soojung. Entah kenapa ada rasa ingin menahan myungsoo di sini dan tidak mengejar suzy. Rasanya dia sedikit terganggu melihat ekspresi wajah myungsoo yang sangat khawatir pada suzy. Entah bagaimana, bagi soojung ekspresi itu bukan terlihat seperti ekspresi seorang kakak yang khawatir pada adiknya.

Pintu ruangbkerja terbuka. Tuan kim keluar dengan wajah lelah. Dia terkejut ketika melihat myungsoo dan soojung berdiri tak jauh darinya.

“Abeoji.. Apa abeoji tahu kenapa suzy menangis keluar dari ruangan itu? Apa abeoji bersamanya?” tuntut myungsoo.

“Oh.. Adikmu hanay marah karena abeoji menyuruhnya kembali ke rumah dan tidak mengijinkannya tinggal d apartemen lagi,” jawab tuan kim mengulas senyum. Myungsoo hanya diam menatap ayahnya tajam.

“Soojung-ah.. Kau ke sini lagi untuk membantu pekerjaan myungsoo?,” tuan kim mengalihkan pembicaraan. Soojung tersenyum dan mengangguk.

“Kalau begitu makanlah terlebih dahulu. Myungsoo-ah suruhlah han ajumma menyiapkan makanan untuk soojung,” ujar tuan kim kemudian naik ke atas. Myungsoo hanya diam menatap ayahnya menaiki tangga. Dia berpikir apa yang terjadi antara ayahnya dan suzy. Dia mengenal suzy dengan baik, dan yeoja itu bukan tipe orang yang akan menangis hanya karena masalah sepele. Mata suzy memancarkan ekspresi kesakitan tadi.

***

“Minho.. Apa yang kau lakukan di sini? Apa kau tidak bertugas?” tanya suzy begitu dia melihat minho di depan kantornya.

“Hari ini aku bertugas jaga malam. Jadi siang hari aku bebas. Kau baik-baik saja? Kau terlihat tidak sehat suzy,” kata minho khawatir melihat suzy yang terlihat pucat, kantung matanya bahkan terlihat sedikit hitam.

“Nan gwenchana, gojongma,” suzy menggeleng dan tersenyum lemah.

“Kau yakin? Aku ini dokter, aku tau mana yang sakit dan mana yang tidak,” kata minho.

Badanku tidak sakit. Tapi hatiku yang sakit. Karena aku tidak tahu harus percaya yang mana dan pada siapa.

“Aku yakin. Aku hanya lelah, tidak perlu khawatir,”

“Kalau kau lelah, maka lepaskanlah suzy.” kata minho. Suzy menatap minho lekat.

“Lepaskan semua yang ada di sini. Kita kembali ke jepang. Tak perlu tinggal di Korea. Biarkan aku menyembuhkanmu suzy. Aku akan menjagamu dengan baik, kau tahu itu. Percayalah padaku,” kata minho. Dari matanya suzy tau minho bersungguh-sungguh.

“Meninggalkan korea?” tanya suzy. Minho mengangguk.

“Tak kembali lagi ke sini?” tanya suzy lagi. Minho kembali mengangguk lagi.

“Apa kau yakin aku bisa sembuh dan lepas dari semua ini?” suzy kembali bertanya.

“Ne.. Aku yakin,” sahut minho mantab sambil mengusap pelan puncak kepala suzy.

“Sepertinya terdengar bagus,” lirih suzy tersenyum lemah.

Haruskah? Aku melupakan tentang balas dendam atau menghancurkan mereka?  mana yang harus aku percaya..

Sebuah tangan terkepal dengan erat. Tanpa minho ataupun suzy sadari seorang namja ada di balik pilar besar depan kantor suzy, melihat semuanya. Myungsoo di sana mendengar semuanya. Sebenarnya dia berniat menemui suzy untuk melihat keadaannya setelah kejadian di rumahnya kemarin. Namun dia malah menemukan kenyataan bahwa yeoja itu berniat pergi meninggalkan korea dan tidak kembali lagi. Ponsel di saku myungsoo bergetar. Dengan lemah dia merogoh ponsel di sakunya dan mengangkatnya.

“Ada apa sekretaris jang?” tanya myungsoo pelan. Jika sekretarisnya menelepon karena masalah di kantor, jujur saja itu akan semakin membuatnya sebal.

“Sajangnim.. Saya telah menemukan tentang kasus bae insoo.. Sebenarnya sajangnim…” sekretaris jang menjelaskan di sambungan.

“Aku kembali sekarang,” sahut myungsoo. Dia segera meninggalkan gedung kantor suzy untuk mengetahui lebih detail tentang laporan yang diberikan asistennya…

TBC~~

Mian lama update udah gitu pendek,, author mulai sibuk kemarin. Sebenernya udah selese sih nulis part selanjutnya..geundae, tiba-tiba mood turun gegara silent readers yang bener-bener deh..membludak.
Buat yg udah komen gomawo ne..

153 thoughts on “Do You Like Me? Part 5

Leave a comment